Minggu, 05 Agustus 2012

Sekretaris-Sekretaris Haus Seks









Cerita Seks - “Iya… masuk.” Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.

“Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.”

“Hmmm… suruh masuk.” Perintah Irwan tanpa menoleh kepada bawahannya.

Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.

“Masuk…”

“Siang pak…”

“Hmmm… silahkan perkenalkan siapa kamu.” Sahut Irwan tanpa terlalu
memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih
berdiri. Saat itu Irwan memang sedang asik membaca berita berita fresh
news di Forum kecintaannya di Bluefame.com.

“Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan
apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana.” Tanya
kembali Irwan yang tak memperdulikan wanita yang kini duduk di depan
mejanya.

“Nama saya Sarah Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal
di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3
jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Sarah dengan
lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.

Saat itu sarah mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu
kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran
36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada
pakainannya. Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya
yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta
merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup
tinggi bagi wanita seperti Sarah. Terkadang banyak sahabatnya yang
bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang
sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Sarah memiliki
segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara
Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata
sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan
sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang
mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan
setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama
ini Sarah sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di
sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Sepintas Irwan tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri
dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang
paling ia suka bila membuka forum Bluefame.com.

Tatapannya bagaikan menelanjang Sarah, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Sarah saat itu.

“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan.
Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Sarah setelah
menyadari tatapan Irwan yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung
rambut.

“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan
kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Irwan yang ingin
mengetahui status pelamarnya saat itu.

“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh
karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.”
Jawab Sarah dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu
atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Irwan yang
terus menatapnya.

“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa
lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat
diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”

“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan
sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”

Perlahan Sarah berjalan mendekati tempat Irwan, dengan menampilkan paras
muka nakalnya Sarah membuka retsleting celana Irwan dan mengeluarkan
naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Irwan
dengan jari jari lentiknya. Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu
naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu
terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.

Dengan lidah nakalnya Sarah memulai permainannya dengan menjilat kepala
kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Irwan dengan diameter
cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam
mulutnya. Dengan lahap Sarah menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral
dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung
kemenyan Irwan.

Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Sarah dengan nikmatnya, tangan
sebelah kanan Irwan pun turun mencari bongkahan buah surga yang
menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot
itu.

Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Irwan melepaskan genggaman buah
dada Sarah yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan
mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat
ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima
Sarah sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga
bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Sarah tentang tugas tugasnya
sebagai sekretarisnya.

Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Irwan kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.

Kemudian Sarah melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah
Irwan mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang
merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di
perusahaan ini.

Sarah duduk di atas meja kerja Irwan dan merenggangkan kedua kakinya
tepat dihadapan Irwan yang menampilkan celana dalam putih dengan model
renda.

Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan
daging montok itu dihadapan Irwan yang mulai terpanah dengan pemandangan
yang kini ia saksikan.

Tak ingin berlama lama memandangnya. Irwan langsung memendamkan
kepalanya di dalam selangkangan Sarah dan melahap harumnya liang
kemaluan Sarah yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran
tubuhnya. Sarah juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala
ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang
Jawa.

Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Irwan.

“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Sarah mendahakkan kepalanya menatap ke atas
menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.

Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Irwan yang sedang menikmati.

“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Sarah saat Irwan memainkan
klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Irwan tanpa
memperdulikan bahwa Irwan adalah atasannya saat itu.

Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Sarah, hingga tak sanggup lagi
Sarah menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.

Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup
besar itu. Beruntung ruangan Irwan kedap suara, jadi tak kwatir sampai
terdengan oleh karyawannya di luar sana.

Beberapa menit kemudian Sarah mengejang sambil mendesah keras serta
meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala
Irwan yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina Sarah. Akhirnya
Sarah mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan
tersebut Full AC namun Sarah masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya
saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam
dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.

Masih dengan posisi Sarah duduk di atas mejanya. Irwan membuka seluruh
celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang
ia banggakan itu.

Menyadari hal itu Sarah menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke
pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan
dinikmati oleh atasan barunya.

Irwan mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir
vagina Sarah yang telah basah bercampur liur Irwan dan mani Sarah yang
tadi keluar.

Perlahan Irwan menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Sarah yang
menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat
Irwan. Vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas
liangnya. Semakin membuat gemas Irwan yang memandangnya. Dengan dibantu
Sarah yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan
Irwan untuk segera menerobos masuk.

“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Sarah ketika merasakan mahkota
keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka
Sarah yang mengigit bibir sensualnya.

“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang
tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.

Sarah hanya mengangguk kecil kepada Irwan yang melanjutkan dorongannya
untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.

Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Irwan, Sarah menahan dorongan Irwan yang terus berusaha.

Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina
Sarah perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari
batang kemaluannya masuk semua. Irwan tak langsung menariknya kembali.
Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Sarah
yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vagina Sarah terhadap
batang kemaluannya.

Sensasi wajah Sarah yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat
Irwan semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Sarah.

Pelan pelan Irwan menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina
Sarah dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk
terus dan berulang ulang hingga Sarah merasakan birahinya kembali
bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Irwan kepada
liang kewanitaannya.

“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Sarah meminta agar Irwan semakin cepat memompa vaginanya.

Setiap tekanan yang dilakukan Irwan terhadap vagina Sarah, mengakibatkan
klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu
indah.

Merasa Vagina Sarah telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya
yang besar ini, maka pompaan Irwan pun semakin genjar keluar masuk
kedalam vagina Sarah.

Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Sarah telah keluar sebanyak 4 kali.

“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus
pak….” desah Sarah semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.

“Paaaakkk… Sarah tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”

Mendengar seruhan Sarah yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Irwan
pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Irwan ingin mengakhiri dengan
bersama sama.

“Tahan sebentar Sarah… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin
dulu… tahan.” Perintah Irwan yang semakin genjar memompa vagina sarah
yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Sarah pada bibir vaginanya
yang semakin memerah itu.

Akhirnya….

“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Irwan yang bersamaan dengan erangan
sarah pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya
masing masing.

Anita ( 20 tahun )

Seusai persenggamahan mereka. Sarah bergegas mengenakan seluruh
pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena
pergumulannya dengan Irwan atasan barunya. Tak lupa Sarah mengambil
secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari
bekas bekas sperma yang di muncratkan Irwan didalam liang kewanitaannya.

Sepulang kerja Irwan menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Sarah
pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta
Timur.

Setibanya Sarah dan Irwan didepan rumahnya. Sarah dikejutkan dengan hal
yang membuat Sarah untuk meninggalkan Irwan sendiri dirumahnya bersama
dengan adiknya Anita. Kepergian Sarah yang tiba tiba itu dikarena ada
salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.

Dan Sarah tak sungkan meminta pertolongan Irwan untuk menunggunya di
rumahnya bersama Anita adiknya yang masih kuliah di Universitas
Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan
ayahnya Sarah telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama
dengan ibunya yang kini menjanda.

Dengan spontan Irwan menawarkan Sarah untuk mengunakan mobil Jaguarnya
untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Irwan pun
tak sia sia kan. Sarah bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya
yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil
Jaguar yang Irwan tawarkan.

Kecantikan Anita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Anita
mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan
kakaknya Sarah. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus
sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar
komplek perumahannya. Postur tubuh Anita lebih pendek dibandingkan
dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C
lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang
dipadu dengan pinggulnya yang langsing.

Postur tubuh Anita membuat Darah muda Irwan kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Sarah ini.

“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh
bidadari cantik seperti Sarah dan Anita. Sungguh beruntungnya diriku
hari ini.” Kata Irwan dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan
berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris
secantik Sarah serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Sarah siang tadi
didalam ruangannya.

“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Sarah didalam saja.” “Oh yah,
perkenalkan nama saya Anita, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Anita
panggil siapa yah sama….” Oceh Anita yang terus menerus sambil berjalan
kedalam rumahnya.

“Nama saya Irwan Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak
dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu
Sarah. Panggil saja kak Irwan.” Ujar Irwan buru buru karena belum sempat
memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Anita wanita yang
membuat mata Irwan terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika
berjalan tepat dibelakangnya.

“Oh… jadi boss baru kak Sarah yah… wah kak Sarah beruntung sekali yah
memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…”
“Anita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Irwan.”
Ujar Anita yang panjang lebar.

“Kak… sebentar yah, Anita mau menyegarkan badan Anita dulu. Bau nih,
seharian kena terik matahari. Kak Irwan kalau mau minum ambil saja
sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata
Anita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Irwan.

Gila sungguh mengiurkan tubuh Anita adiknya Sarah ini. Beruntung sekali
bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan
kakaknya Sarah.

Merasa haus… Irwan berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.

Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Sarah. Irwan kembali
dikagetkan dengan kehadiran Anita yang hanya mengenahkan gaun tidur
putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh
lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.

Begitu indah pemandangan yang sekarang Irwan saksikan, sayang bila
matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Anita mengunakan gaun putih
dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna
hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.

Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Irwan kembali
mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada
luar celananya.

“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur
yang Anita pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Anita
setelah melihat tatapan Irwan yang kaget melihatnya keluar dari dalam
kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.

“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu…
hanya saja hhhmmmm…” jawab Irwan dengan gugup karena tertangkap basah
melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.

“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat
Anita mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.”
Sahut Anita sambil mengoda Irwan yang merasa malu karena melihatnya
begitu seksi.

Dengan agak gugup Irwan menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat
dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana
jeans.” Tutur Irwan.

“Trus setelah itu…”

“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”

Tiba tiba deringan Handphone Anita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Sarah.

“Hallo… kenapa Kak Sarah.” Sahut Anita menjawab panggilan itu.

“Anita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata
sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif
dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Irwan masih disana tidak? Suruh saja ia
menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi
yang berkeliaran jam segini. Kak Irwan nanti persilahkan saja untuk
tidur di kamar kakak saja.” Ujar Sarah memberitahukan bahwa ia serta
ibunya tak dapat pulang malam ini.

“Iya… kak Irwan masih disini sedang ngobrol dengan Anita.” Jawab Anita kembali.

“Anita ingat yah… kak Irwan adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali
kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak
yah.” Ancam Sarah yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik
kehadiran Irwan malam ini disaat ia tak ada disana.

“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Anita kepada Sarah di telphone.

“Awas kamu kalau macam macam yah…”

“Gimana… apakah Sarah pulang malam ini…” Tanya Irwan yang ingin tahu apakah Sarah pulang malam ini.

“Kak Sarah tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk
menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Anita
sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri
pembicaraan itu.

“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Irwan…
kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Irwan yang duduk depannya dan
duduk tepat disampingnya.

“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta
transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta
jatah…” canda Irwan menutup malunya karena adik kecilnya menonjol
dibalik celananya.

“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Anita mungkin bisa lebih besar
lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Irwan.” Seru Anita sambil
memegang batang kemaluan Irwan diluar celana panjangnya.

Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai
menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Irwan mulai meraba
halus paha Anita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan
menuju titik temu nikmatnya.

Antara bibir Irwan dan Anita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.

Tak kala desahan Anita semakin menjadi saat tangan kekar Irwan mulai
menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Anita. Mengorek…
mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang
dilakukan Irwan membuat Anita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan
mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.

Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Anita pun segera melancarkan
serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Irwan dan
menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang
membalut bagian bawah Irwan.

Dengan posisi Anita berjongkok di bawah. Anita dengan bebasnya menikmati
batang kemaluan Irwan bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang
sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Anita mengulup
kepala serta batang kemaluan Irwan… naik turun keluar masuk mulutnya.

Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Irwan saat Anita mengesikkan batang
kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.

“Gila nih cewek… kayaknya Anita lebih berpengalaman dibandingkan dengan
kakaknya Sarah… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku…
sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun
nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Irwan dalam hati
sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Anita.

Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Irwan menarik tubuh Anita dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.

Dengan gencar Irwan menyapu vagina Anita yang sama sama nikmatnya dengan
Sarah. Namun vagina Anita seakan menebarkan bau yang sungguh membuat
Irwan semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga
setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak
dibiarkan sia sia oleh Irwan.

Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Anita dengan jari telunjuk Irwan,
kemudian dengan leluasa lidah Irwan bermain… berputar putar… dan menekan
nekan menerobos liang kewanitaan Anita yang berwaran merah muda itu.
sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.

Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan
tubuh Anita yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di
atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah
bibir vagina Anita berada.

Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vagina Anita. Batang kemaluan
Irwan berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vagina
milik kakaknya Sarah.

Sesaat ketika batang kemaluan Irwan telah tertancap penuh didalam vagina Anita.

“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”

“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Sarah takut tinggalin kak Irwan sendiri
di sini dengan Anita. Ternyata kak Sarah tergila gila dengan punya kak
Irwan yang sungguh perkasa ini…” ujar Anita sambil mengoyangkan
pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Irwan
yang mengaduk liang kewanitaannya.

“kalau begini nikmatnya… Anita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap
hari sama kak Irwan yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Anita dengan
bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan
sodokan sodokan kejantanan laki laki.

Kenyataannya ternyata Anita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya
Sarah saat pertama kali Irwan menyetubuhinya siang tadi di dalam
kantornya.

“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Anita kedalam. Please…” pinta Anita sambil mencium puting susu Irwan yang berbulu itu.

“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu
inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Sarah.” Sahut
Irawan sambil berdiri dengan mengendong Anita di pangkuannya tanpa
melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vagina Anita.

Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Irwan mengendong Anita menuju
kamarnya. Desahan dan erangan Anita semakin menjadi karena hentakan
hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Anita.

Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Anita kala
bersenggama dengan Irwan, tak sungkan sungkan Anita mengigit pundak
Irwan hingga bertanda…

Hingga tiba pula didalam kamarnya… Irwan merebahkan tubuh Anita diatas
ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Anita
ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang
kemaluan Irwan dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vagina Anita
tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi
itu.

“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Irwan menyodok vagina Anita bertubi tubi.

“Kak… truuus… beri Anita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Sarah…”

“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Anita yang mengila sambil mencakar punggung Irwan.

Irwan tak memperdulikan Anita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah
mengalahkan Anita di atas ranjang. Irwan ingin merasa selalu perkasa
diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori
seleranya.

Seakan Irwan tak memberi ruang istirahat untuk Anita sesaat. Irwan terus
menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Anita sendiri
wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada
dalam diri Irwan.

Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.

Akhirnya Anita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual
Irwan yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa
lelah sedikitpun.

“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Anita sampai….” Erang
Anita panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak
kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk
oleh tangan Irwan yang kekar itu.

Tak memperdulikan keadaan Anita yang telah lemas ditindih tubuhnya…
Irwan tetap terus menhantam vagina Anita bertubu tubi… masuk keluar tak
henti hentinya…

Namun tak lama kemudian Irwan merasakan denyut denyut yang keras sekali
pada pangkal kemaluannya. Lalu Irwan pun mencabut batang kemaluannya
dari dalam liang vagina Anita dan sambil tetap mengocok kemaluaannya
Irwan membimbing batang kemaluaannya ke mulut Anita dan memasukkan
kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma
yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Anita. Karena Irwan
menyuruh Anita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari
kemaluannya. Kalau tidak maka Irwan tak’kan mengulanggi persetubuhan ini
lagi kepada Anita. Meski Irwan sendiri memiliki kelebihan dalam hal
seks yang lama dengan lawan jenisnya.

Tak terasa Irwan melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya.
Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan
keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Anita
yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar