Sabtu, 01 September 2012

Selebriti artis bugil

Gambar yang lain KLIK DISINICute Memek Artis Sexy Pose - Gambar Cewek Indonesia | Info ...Gambar Cewek Indonesia | Info Selebriti | Indonesian Sexy Girl | Gosip. Updating Info Selebriti, Biodata Artis, Gosip and cewek Indonesia bugil ...selebriti-kita.blogspot.com/.../cute-memek-artis-sexy-pose.html - Tembolok - MiripArtis-selebritis-indonesia-bugil-telanjang-bulat.php | Kumpulan ...dan seksi ~

Relaxing & Romantic In Hotel

The Relaxing Break Package includes a 4 nights accommodation with daily Buffet Breakfast, 1 complimentary dinner at our panoramic restaurant, 1 Thalasso therapy per person, 1 Water track in the thermal indoor pool per person, 1 Toning massage per person, Flowers, Red wine and cookies in the room upon arrival, the use of tennis court, fitness room, outdoor poll with heated sea water, our shuttle

Bercinta Dengan Suami Temenku Sendiri







Namaku Ratih, asalku dari Surabaya. Umurku 26 tahun dan sudah lulus dari sebuah universitas terkenal di Yogyakarta. Selama kuliah aku punya teman kuliah yang bernama Iva. Iva adalah teman dekatku, dia berasal dari Medan. Kami seumur, tinggi kami hampir sama, bahkan potongan rambut kami sama, hanya Iva pakai kacamata sedangkan aku tidak. Kadang-kadang teman-teman menyebut kami sebagai saudara kembar. Kami juga lulus pada saat yang bersamaan. Satu-satunya yang berbeda dari kami ialah selama setahun kuliah terakhir, Iva sudah bertunangan Dengan Ari, seorang kakak kelasku sedangkan aku masih berpacaran Dengan Andy, juga kakak kelasku. Salah satu persamaan lainnya ialah bahwa saat lulus itu kami sama-sama sudah tidak perawan lagi. Kami saling terbuka dalam hal ini, artinya kami saling bercerita mulai dari hal-hal yang mendalam misalnya tentang perasaan, kegelisahan dan hal-hal lain tentang kami dan pacar-pacar kami. Atau terkadang tentang hal- hal yang nakal misalnya bagian- bagian erotis atau ukuran vital dari pacar-pacar kami, sehingga darinya aku tahu bahwa milik Ari lebih panjang 3 cm dibandingkan milik Andy. Dengan lugas kadang- kadang Iva bercerita bahwa dia tidak pernah merasakan seluruh panjang batang milik Ari, diceritakannya pula bahwa Ari tidak pernah bisa lebih lama dari 3 menit setiap kali berhubungan badan Dengannya. Meski begitu dia selalu merasa puas. Kadang-kadang aku merasa iri juga Dengan anugrah yang didapat Iva. Meskipun sebenarnya 15 cm milik Andy pun sudah cukup panjang, tapi membayangkan 18 cm milik Ari terkadang cukup membuatku gundah. Belum lagi aku mengingat- ingat tak pernah Andy sanggup bertahan lebih lama dari hitungan menit, mungkin karena aku dan Andy selalu melakukan pemanasannya lama dan menggebu-gebu (kadang-kadang malah aku atau Andy sudah lebih dulu orgasme pada tahap ini), jadi ketika saat penetrasi sudah tinggal keluarnya saja. Meskipun kadang- kadang cukup memuaskan tetapi rasanya masih saja ada yang kurang. Belum lagi secara fisik, Ari lebih baik dari Andy dari penilaian obyektifku. Semua perasaan itu tersimpan di diriku sekian lama selama aku masih sering berhubungan Dengan Iva, yang artinya juga sering bertemuDengan Ari. Tepat sebulan setelah lulus, Iva menikah Dengan Ari. Lalu mereka berdua pindah ke Medan, sedangkan aku Sendiri bekerja di sebuah perusahaan multinasional di Yogyakarta. Beberapa lama kami sering berkirim kabar baik lewat email maupun telepon. Iva sering menuliskan apa saja yang sudah dilakukannya dalam kehidupan Suami istrinya. Diceritakannya betapa sering mereka berdua berhubungan intim, sebulan pertama jika dirata-rata bisa lebih dari 1 kali sehari. Dengan nada cekikikan sering juga diceritakannya bahwa memang milik Ari terlalu panjang untuk kedalamannya, bahwa semakin lama Ari semakin tahan lama dalam melakukannya yang oleh karenanya mereka sering terlambat bangun pagi karena semalaman melakukannya sampai dini hari. Juga Dengan nada menggoda, diceritakannya betapa hangat semprotan sperma di dalam liang kemaluan. Cerita yang terakhir ini sungguh merangsangku, karena meskipun telah melakukannya, aku belum pernah merasakan hal itu. Selalu Andy mengeluarkan spermanya di luar atau dia memakai kondom. Di perut atau paha memang sering kurasakan hangatnya cairan itu, tetapi di dalam liang kemaluan memang belum. Singkat kata semakin banyak yang diceritakannya semakin membuatku ingin segera menikah. Masalahnya Andy masih ingin menyelesaikan studi S2-nya yang mungkin kurang dari setahun lagi selesai. Beberapa bulan kemudian Iva mengabarkan bahwa dia sudah hamil sekian bulan. Semakin bertambah umur kandungannya semakin sedikit cerita-cerita erotisnya. Ketika kandungan sudah beranjak lebih dari 7 bulan, dia bercerita bahwa mereka sudah tidak pernah berhubungan seks lagi. Kadang-kadang dia bercerita bahwa sesekali dia me-masturbasi- kan Ari, karena meskipun secara klinis mereka masih boleh berhubungan seks tapi mereka khawatir. Jadi Ari terpaksa berpuasa. Sekian bulan kemudian lahirlah putra pertamanya, Iva mengabarkan kepadaku berita gembira itu. Kebetulan sekali perusahaanku mempunyai kebijaksanaan adanya liburan akhir tahun selama dua minggu lebih. Sehingga aku memutuskan untuk pergi ke Medan untuk menjenguknya. Andy terpaksa tidak bisa ikut karena dia sedang hangat-hangatnya menyelesaikan tesisnya. Jadilah aku pergi Sendirian ke Medan dan segera naik taksi menuju rumahnya. Rumah Iva adalah sebuah rumah yang besar untuk ukuran sebuah keluarga kecil. Rumah itu adalah hadiah dari orang tua Iva yang memang kaya raya. Letaknya agak keluar kota dan berada di dekat area persawahan Dengan masih beberapa rumah saja yang ada di sekitarnya. Ketika aku datang, di rumahnya penuh Dengan keluarga- keluarganya yang berdatangan menjenguknya. Ari sedang menyalami semua orang ketika aku datang. ? Ratih, apa kabar? Sudah ditunggu- tunggu tuh!? dia memelukku Dengan hangat. Kemudian dia mengenalkanku kepada keluarga-keluarga yang datang. Aku pun menyalami mereka satu persatu. Mereka ramah-ramah sekali. Ari bercerita bahwa aku adalah saudara kembarnya Iva selama kuliah. Keluarganya saling tersenyum dan berkomentar sana sini. Sekian saat berbasa basi, Ari segera mengantarku masuk rumah dan langsung menuju kamar Iva. Tampak Iva lebih gemuk dan di sampingnya tampak bayi lucu itu. ? Iva sayang, apa kabar?? aku mencium keningnya dan memeluknya hangat. ? Sudah siap-siap begituan lagi ya?? aku berbisik di telinganya yang dijawabnya Dengan cubitan kecil di lenganku. ? Sstt.. harus disempitin dulu nih!? dia menjawab Dengan berbisik pula sambil menggerakkan bola matanya ke bawah, aku tertawa. Singkat kata, hari itu kami isi Dengan berbasa-basi Dengan keluarganya. Aku akhirnya menginap di rumahnya itu karena semua keluarga menyarankan begitu. Iva dan Ari pun tak keberatan. Aku diberi kamar yang besar di ujung ruangan tengahnya. Rumahnya mempunyai 6 kamar besar Dengan kamar mandi Sendiri dan baru satu saja yang telah diisi olehnya dan Ari. Hari itu sampai malam kami isi Dengan mengobrol di kamarnya menemani sang bayi yang baru saja tidur. Sementara Ari menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai dosen di ruang kerjanya. Akhirnya aku menyarankannya istirahat. ? Sudah kamu istirahat dulu deh Va!? ?He eh deh, lelah sekali hari ini aku! Kamu masih suka melek sampai malam ?? ?Iya nih!? ?Itu ada banyak film di rak! Masih baru lho!? ?Oke deh! Sekali lagi selamat ya !? kucium keningnya. Aku keluar kamar dan menutupnya perlahan. Ari bercelana pendek dan berkaos oblong baru saja keluar dari ruang kerjanya. ? Mau tidur?? ?Sebenarnya aku sudah lelah, tapi mataku tidak bisa terpejam sebelum jam 2 malam nih! Katanya punya banyak film ?? ?Itu di rak, buka aja!? ?Oke deh!? Ari masuk kamar Iva. Kupilih satu film, judulnya aku lupa, lalu kuputar. Beberapa saat kemudian Ari keluar kamar dan tersenyum. ? Masih Dengankebiasaan lama? Melek sampai malam!? ?He eh nih!? ?Gimana kabarnya Andy?? ?Dua bulan lagi selesai tesisnya! Terus kami mau menikah, kalian datang ya !? ?Oh pasti! Mau minum, aku buatin apa?? ?Apa aja deh!? Sebentar kemudian Ari keluar Dengan dua botol soft drink di tangannya. ? Pembantu pada kelelahan nih! Jadi ini saja ya!? ?Makasih!? aku ambil satu dan meminumnya langsung, rasanya segar sekali. ? Kalo ada perlu aku lagi ngerjain proyek nih di ruang kerja?, ketika Ari beranjak sekilas aku melihat tatapan yang belum pernah kulihat darinya, sekilas saja. ? Oke, makasih!? Tak berapa lama aku melihat film itu, mataku ternyata tidak seperti biasa, tiba-tiba terasa berat sekali. Aku segera matikan player itu, berjalan ke depan ke ruang kerja Ari. ?Ari, aku tidur dulu deh! sudah kumatiin semua!? ?Oke deh, istirahat dulu ya!? Aku segera masuk kamar, menutup pintu, segera ganti baju Dengan kaos tanpa bra dan celana pendek saja dan langsung ambruk di atas ranjang. Aku masih sempat mematikan lampu dan menggantinya Dengan lampu tidur yang remang-remang. Aku langsung terlelap, saat itu mungkin sekitar pukul satu dinihari. Tak terasa berapa lama aku tidur, ketika aku merasakan sesuatu menindihku. Aku terbangun dan masih belum sadar ada apa, ketika seseorang menindihku Dengan kuat. Nafasnya terasa hangat memburu di wajahku. Ketika sepenuhnya sadar aku tahu bahwa Ari sedang di atas tubuhku dan sedang menggeranyangikuDengan ganas, mengelus-elus pahaku dan mencoba mencium bibirku. Beberapa lama aku tidak tahu harus bagaimana. Jika aku berteriak, aku kasihan pada Iva, jika sampai dia tahu. Selain itu sosok Ari telah kukenal dekat sehingga aku tak perlu menjerit untuk membuatnya tidak melakukan itu. ?Ar, kamu apa-apaan?? kataku sambil mencoba mendorongnya dari tubuhku. ? Bantulah aku Rat! Telah lama sekali!? sambil berkata begitu dia terus menggeranyangi tubuhku. Tangannya mendarat Dengan mantap di atas payudaraku dan meremas-remasnya. Jika saja aku tadi masih memakai BH-ku mungkin rasanya akan lain. Tapi kali itu hanya kain kaos yang tipis saja yang memisahkannya Dengan tangannya. Selain itu samar-samar kurasakan sesuatu yang mengeras menimpa pahaku. Aku tidak asing lagiDengan benda itu. batang kemaluannya telah tegang penuh. ?Ari..!? dia mencoba menciumku. Entah antara ingin mengatakan sesuatu atau ingin menghindar, aku malah menempatkan bibirku tepat di bibirnya. Yang terjadi kemudian aku malah membalas lumatannya yang ganas sekali. Beberapa lama itu dilakukannya, cukup untuk membuat puting susuku mengeras, yang kuyakin dirasakannya di dadanya. ?Kalo Iva tahu gimana dong?? ?Ayolah sebentar saja tak akan membuatnya tahu!? bisik Ari. Entah untuk mencari pembenaran atas keinginan terpendamku atau mencoba untuk terlihat tidak terlalu permisif akhirnya yang keluar dari mulutku adalah, ?Ar.. aku akan melakukannya untuk Iva!? Seperti bendungan jebol, Ari langsung kembali melumatku Dengan ganas. Aku pun tampaknya memang telah terhanyut oleh perbuatannya, sehingga langsung membalas lumatan bibirnya. Tampaknya dalam hal beginian Andy lebih jagoan, dia bisa membuatku basah kuyup hanya Dengan ciumannya. Sedangkan Ari tampak tersengat ketika aku langsung membalas lumatan bibirnya Dengan ganas. Beberapa lama kami melakukan lumatan-lumatan itu, kemudian Ari bangkit dari atas tubuhku dan berlutut di antara pahaku. Dia kemudian menarik kaosku ke atas tanpa melepasnya dari tubuhku sehingga payudaraku terbuka, terasa dingin oleh AC. Beberapa saat kemudian aku merasakan jemarinya kembali meremas- remasnya perlahan, bukan itu saja kemudian aku merasakan bibirnya mendarat Dengan mulus memilin- milin puting susuku yang kurasakan semakin mengeras. Tapi sebenarnya sebagian kecil tubuhku masih menolak perbuatannya itu, mengingat kedekatanku Dengan Iva. Meski begitu sebagian besar lainnya tak bisa menolak rangsangan-rangsangan itu. Beberapa saat Ari bermain-main Dengan puting dan gundukan payudaraku. Kemudian dia bangkit dan menarik lepas celana pendek dan celana dalamku. Dengan segera aku merasakan tangannya membuka kedua pahaku dan sebentar kemudian kurasakan jemarinya menyapu permukaan liang kemaluanku. Ujung-ujung jemarinya mengelus-elus klitorisku Dengancepat, cukup cepat untuk membuat rangsangan bagiku. Walau begitu tetap saja gelitikannya semakin merangsangku. Tak berapa lama dia kembali berhenti. Sekali lagi dalam hal pemanasan ini Andy masih lebih baik dibandingkan Ari. Dalam keremangan, aku melihatnya berdiri dan menarik celana pendek dan kaos oblongnya sehingga Ari akhirnya telanjang bulat. Justru di sinilah nafsuku langsung naik Dengan sangat cepat demi menyaksikan tubuhnya di dalam keremangan lampu tidur di kamar itu. Sesuatu di tengah tubuhnya langsung membakarku, batang kemaluan yang sedang tegang dan tampak sedikit melengkung ke atas. Bentuknya yang gemuk, panjang dan berkepala bonggol itu langsung menggelitikkan rasa terangsang yang amat sangat mengalir dari mata Dengan cepat langsung menggetarkan selangkanganku. Aku segera saja merasa gelisah dan tak sabar. ? Ar.. Ke sini deh!? Dengan bertelanjang bulat, Ari berjalan mendekat kepadaku dan naik ranjang, langsung berlutut di samping tubuhku, batang kemaluannya yang tegak itu tampak jauh lebih besar jika dilihat dari baliknya. ? Ada apa Rat?? ?Kadang-kadang aku punya impian yang bahkan Iva pun tak tahu apa itu ?? ?Apa coba?? ?Jangan diketawain ya. Iva sering bercerita tentang ini! Dan kadang- kadang timbul keinginan untuk sekedar memandangnya ?, sambil berkata begitu kuraih batang kemaluannya itu dan kugenggam erat batang dan sebagian kepalanya sehingga seperti kalau sedang memegang persneling mobil. Ari tampak sedikit gugup ketika genggamanku mendarat mulus di batang kemaluannya tanpa diduga-duga olehnya. Tubuhnya seperti terdorong ke belakang sedikit sehingga semakin mengangkat posisi batang kemaluannya dari posisi berlututnya. Beberapa saat aku merasakan kerasnya batang kemaluannya itu. Pantas sekali kalau Iva begitu membangga-banggakannya. Dan emang selisih tiga centi terasa sekali secara visual. ? Nih sudah, kamu boleh apain aja deh! Oh ya Iva sudah cerita apa saja ke kamu ?? ?Banyak pokoknya!? ?Kalo sama punya Andy?? ?No comment deh!? nada bicaraku agak mendesah. Ari tersenyum dan bangkit dari sampingku terus membuka pahaku dan mulai mengambil posisi. Ketika bangkit aku melihat pinggulnya seperti bertangkai oleh cuatan batang kemaluannya itu. Dia memandangku sebentar, kubalas Dengan pandangan yang sama. ? Pelan-pelan ya Ar!? ?Lho, sudah pernah khan?? ?Iya, tapi..? ?Tidak segini ya?? Dia kembali tersenyum. Aku cuma tersenyum kecut demi ketahuan kalau punya Andy tidak sebesar punyanya. Perlahan-lahan Ari mengangkat kedua pahaku dan menyusupkan lututnya yang tertekuk di bawahnya sehingga ketika dia meletakkan pahaku kembali keduanya menumpang di atas paha atasnya yang penuh rambut. Dengan posisi seperti itu selangkangannya langsung berhadapan Dengan selangkanganku yang agak mendongak ke atas karena posisi pahaku. Aku hanya bisa menunggu seperti apakah rasanya. Aku merasakan perlahan-lahan Ari membuka sekumpulan rambut kemaluanku yang rimbun di bawah sana dan beberapa saat kemudian sesuatu yang tumpul menggesek- gesek daging di antara sekumpulan itu Dengan gerakan ke atas dan ke bawah menyapu seluruh permukaannya, dari klitoris sampai ke lubang kemaluanku. Rasa terangsangku segera memuncak kembali merasakan sensasi baru itu. ?Ayolah Ar, keburu bangun!? ?Ini baru jam 3.15? ?Iya siapa tahu?? Perlahan-lahan aku merasakan gesekan kepala batang kemaluannya tadi berhenti di area dekat lubangku tepat pada posisi membuka bibir-bibir labiaku sehingga langsung berhadapan Dengan lubang di bawahnya itu. Sesaat kemudian sesuatu yang besar dan tumpul serta hangat menyodoknya perlahan-lahan. Tanpa hambatan yang terlalu kuat, kepalanya langsung masuk diikuti batangnya perlahan-lahan. Aku segera merasakan nikmat akibat gesekan urat-uratnya itu di dinding lubang kemaluanku. Sampai tahap ini sebenarnya rasanya tidak beda jauh dari punya Andy, walaupun tidak sepanjang punya Ari ini tapi cukup gemuk. Tapi semakin lama tubuhku segera bereaksi lain ketika batang itu mulai masuk semakin dalam. Dan ketika semuanya masuk ke dalam, aku segera merasakan rasa nikmat yang amat sangat ketika ujung kepala batangnya itu mentok di dinding bagian dalam liang kemaluanku. Aku segera mencari lengannya dan mencengkeramnya erat. Ari berhenti sesaat dan menarik nafas panjang sekali. ? Rat.. Ini yang kucari!? Ari berbisik perlahan sekali tapi cukup terdengar olehku. Kutahu apa yang dimaksudnya. Sesuatu yang sanggup menelan semua panjang batangnya itu. Ari tidak segera bergerak tapi seperti menggeliat dalam tancapan penuh batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku itu. Tampaknya reaksi dari bagian yang belum pernah tertelan itu sangat mempengaruhi dirinya. Dia bahkan belum bergerak sampai sekian puluh detik ke depan, wajahnya tertunduk, kedua tangannya mencengkeram pinggulku, meraih-raih pantatku dan meremas-remasnya Dengan ganas cenderung kasar. Dengan sedikit nakal, aku mencoba mengejan, mengkontraksikan otot- otot di sekeliling selangkanganku. Walaupun terasa penuh oleh masuknya batang kemaluannya itu aku mulai bisa melakukan kontraksi itu Dengan teratur. Tak terlihat tapi efeknya luar biasa. Aku merasakan kedua tangannya Dengan liar memutar- mutar, meremas dan mencengkeram bongkahan pantatku, pastinya karena reaksi dari apa yang kulakukan pada batangnya itu. Dia segera ambruk di atas tubuhku dan segera mengambil posisi menggenjot, kedua tangannya diletakkan di antara dadaku, salah satunya menyangkutkan paha kananku sehingga mengangkat selangkanganku ke atas sedangkan paha kiriku otomatis terangkat Sendiri. Paha kanannya masih tertekuk sedangkan kaki kirinya diluruskannya ke bawah sehingga mempertegas sudut tusukan batang kemaluannya di liang kemaluanku. Dia mulai mencabut batang kemaluannya yang beberapa lama tadi masih tertancap penuh di dalam tubuhku dan belum sampai tiga perempat panjang batangnya keluar, dia langsung menghujamkannya Dengan kuat ke bawah sehingga menekan kuat area ujung rahimku. Kemudian ditariknya lagi dan ditusukkannya kembali. Mulailah terasa beda pengaruh panjangnya terhadap kenikmatan yang kurasakan. Hal ini mungkin dikarenakan bidang gesekan satu arahnya yang panjang dan lebih lama sehingga mengalirkan kenikmatan yang lebih kuat pula. ?Arr..! Jangan kuat-kuat..!? tapi sebenarnya aku sangat menikmatinya. Ari tampaknya tak peduli, dia terus saja bergerak- gerakDengan kuat dan semakin cepat. ?Oh.. Rat.. Ratih!? dia terus menggenjot dan tak terasa begitu cepat 5 menit yang pertama terlewati dan dia masih tangguh saja memompa liang kemaluanku. Benar kata Iva. Pagi itu tak ada seorang pun yang bangun dan terjaga, tapi kami berdua malah sedang mencoba mendaki Dengan alasan yang berbeda. Kalau Ari karena tak tahan menunggu Iva berfungsi kembali sedangkan aku karena ingin saja. Sekitar sekian saat setelah 5 menitnya yang ketiga, aku jebol. Gesekan urat- urat batang kemaluannya itu meledakkan tubuhku Dengan kuat sehingga membuatku menjepitkan pahaku ke tubuhnya. Bukan itu saja senam yang teratur yang aku ikuti ternyata berguna pada saat itu. Tepat pada puncaknya kutahan kontraksi di liang kemaluanku dan sekuat tenaga kupertahankan agar tidak segera meledak. Sesaat aku merasakan aliran arus balik di tubuhku tapi tidak lama jebol juga sehingga dibawah genjotan cepatnya aku merasakan tiba-tiba seperti melayang di angkasa luas tanpa batas. Tubuhku kaku, kejang, nafasku memburu dan keluar tertahan-tahan bersamaanDengan keluarnya bunyi-bunyian yang tidak jelas nadanya dari bibirku. ?Ohh.. eehh.. hmm.. Ar.. yang kuat!? Mungkin gabungan antara suara dari bibirku dan mungkin cengkeraman-cengkeraman kuat dari dinding-dinding liang kemaluanku, segera membuatnya bergerak cepat dan kuat sekali. Aku tidak pernah merasakan kekuatan sekuat dan setahan itu dari Andy. Tubuhku kejang sampai dia menyelesaikan 5 menitnya yang keempat dan masih terus bergerak mantap. Sampai orgasmeku mereda aku merasakan gerakannya semakin cepat dan kuat dan belum sampai pertengahan 5 menitnya yang kelima, Ari pun jebol juga. Posisi kami selama itu masih belum berubah, tapi ketika dia mau menyelesaikan genjotan-genjotan terakhirnya dia menggerakkan tubuhku ke kiri sehingga menggerakkan seluruh tubuhku miring ke kiri dan paha kananku tepat menumpang di atas dadanya sedangkan paha kiriku berada di antara kedua pahanya. Ketika posisinya pas, dia langsung bergerak cepat. Dalam posisi itu ternyata rasanya lain karena yang menggesek dinding lubang kemaluanku pun dinding yang lain dari batang kemaluannya. Tapi orgasmeku yang pertama rasanya terlalu kuat untuk diulangi dalam waktu sedekat itu, sehingga meskipun rasanya memuncak lagi tapi ketika aku merasakan semprotan-semprotan panas seperti yang diceritakan Iva kepadaku itu aku belum bisa meraih orgasmeku yang kedua. ?Hoohh.. Hooh.. Hoo.. Rat..Ratih!? Ari bergerak-gerak tak teratur dan hentakan-hentakannya ketika orgasme itu tampak liar dan ganas tapi terasa nikmat sekali bagiku. Aku memegang kedua lengannya yang berkeringat sampai dia menyelesaikan orgasme itu. Sesekali aku mengusap wajahnya Dengan lembut. Beberapa lama tubuhku kaku karena posisi kaki- kakiku itu, sampai akhirnya dia ambruk di samping kiriku. Batang kemaluannya tercabut Dengan cepat dan semuanya itu membuat posisi kembaliku agak terasa linu, terutama di paha bagian dalamku. Kami terdiam dalam pikiran masing- masing. Aku telentang sedangkan Ari tengkurap di sampingku basah kuyup oleh keringat. Tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu perlahan- lahan dari balik pintu kamar. Tiba- tiba Ari panik dan segera mengenakan celana pendek dan kaosnya. Batang kemaluannya meskipun sudah lemas tapi masih belum seluruhnya lemas sehingga tampak menggunduk di celana pendeknya. Aku melirik jam, sudah hampir jam 4 pagi. Ari Dengan sedikit tertatih-tatih berjalan perlahan tanpa suara ke arah pintu kamarku, membukanya perlahan dan sebelum keluar sempat melihatku sejenak dan tersenyum. Tinggallah aku Sendiri di kamarku dan aku mencari-cari celana pendekku dan segera mengenakannya. Aku terus menarik kaosku ke bawah sehingga menutupi payudaraku yang pasti penuh pagutan-pagutan merah. Dan Dengan sisa-sisa tenaga mencoba merapikan sprei yang terasa lembab di tanganku. Mungkin karena lelahnya aku kembali terlelap dan terbangun hampir jam 10.00 pagi. Singkat kata hari itu kuselesaikan segala urusan di Medan. Rasanya tak ada hambatan Dengansegala hal yang terjadi. Iva biasa-biasa saja tidak terlihat seperti curiga, bahkan wajah cerianya tampak sedih ketika pada hari ketiga aku terpaksa harus pamit untuk pulang. Ari mengantarku ke bandara dan sebelum aku naik ke pesawat sempat Ari mengucapkan terima kasih. Aku membalasnyaDengan terima kasih juga sambil tak lupa tersenyum manis penuh arti. Sampai tiga bulan setelah aku meninggalkan Medan, tiba-tiba Iva mengirimiku email yang menyentakku, isinya begini, ?Rat, sebenarnya aku tidak ingin menyinggung-nyinggung soal ini tapi akhirnya agar kamu tahu terpaksa deh aku ungkapin. Tidak tahu aku harus mengucapkan terima kasih atau malah mencaci kamu. Kamu tega deh, di saat puncak kebahagianku kamu malah melakukannya Dengan Ari. Aku tahu bukan kamu yang memulai, dan aku tahu sekali kamu tidak akan mau melakukannya jika tanpa sesuatu sebab. Sebenarnya aku kasihan juga sama Ari, bayangkan hampir dua bulan terakhir sebelum aku melahirkan, dia tidak pernah melakukannya, meskipun hanya sekedar masturbasi. Belum lagi ditambah dua bulan setelah aku melahirkan aku masih belum bisa melayaninya. Dan aku tidak menyalahkannya jika akhirnya dia memintamu melakukannya. Dan jika akhirnya kamu terpaksa melayaninya, kuucapkan terima kasih telah menggantikanku. Mungkin itu saja deh Rat, yang perlu untuk kamu ketahui. Aku tidak tahu harus bagaimana tapi sudah deh segalanya sudah terjadi, mohon jangan mengulanginya lagi ya! Please! Aku sudah omong- omong tentang ini sama Ari dan dia menangis habis-habisan menyesalinya. Oke, udahan dulu ya. Bales ya secepatnya !? Iva. ?NB: sedikit nakal, kok sekarang Ari jadi ganas gitu sih? Kalo ini karena kamu makasih ya! Terakhir, bagaimana dia melakukannya? Hi.. hi.. hi Jangan khawatir aku tetap sahabatmu. ? Berhari-hari setelah itu aku kebingungan mempertimbangkan apa yang harus kulakukan terhadap ini, sampai akhirnya aku harus menjawab juga. ?Iva sayang, hanya maaf yang bisa aku mohonkan ke kamu. Aku tidak ingin membela diri, aku salah dan aku janjikan itu tidak akan terulang lagi. Jika ada yang bisa aku lakukan untuk menebusnya? Katakan saja kepadaku! Aku tidak punya lagi kata-kata apapun, jadi sekali lagi maaf ya !? Ratih ?NB: tentang yang ganas-ganas itu aku tidak tahu tanya aja sama dia, tapi kalo tentang pertanyaan yang kedua, jawabannya secara jujur ya iya. Mohon maaf sekali lagi !? Email balasanku pagi itu terkirim, sorenya langsung dibalas dan isinya, ?Ratih, Oke deh. Meskipun agak sakit, kita kubur jauh-jauh peristiwa itu. Kapan kamu menikah? Kabarin lho! Aku punya ide (agak liar), supaya setimpal, gimana kalo nanti pas kamu mengalami saat- saat yang sama kayak aku, boleh dong aku mbantuin Andy? He.. He.. He.. (gambar tengkorak lagi tertawa!) ? Iva Nah loh! Akhirnya memang begitu yang terjadi setahun kemudian, jadi kedudukanku Dengan Iva menjadi 1-1. 

Bercinta Dengan Istri Orang









Sebelum memulai ceritaku, aku akan memberikan sedikit gambaran mengenai diriku. Namaku adalah Ivan, bekerja sebagai karyawan swasta asing di kawasan Sudirman, Jakarta. Aku adalah seOrang pria berusia 29 tahun, aku keturunan chinese, wajahku lumayan ganteng, kulitku putih bersih. Tinggiku 165 cm dan berat badanku 70 kg, sedikit kumis menghiasi bibirku. Kejadian ini adalah sebagian dari kisah nyataku, yang terjadi kurang lebih 4 tahun yang lalu. Terus terang, aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, Dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ? jam terbangnya? sudah tinggi, sehingga pandai dalam Bercinta. Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ? full body massage ? . Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima. Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seOrang wanita menelponku. ? Hallo Dengan Ivan ?? suara merdu terdengar dari sana. ? Ya saya sendiri ? jawabku. Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, ? Eh ngomong- ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya ?? katanya. ? Yah normal sajalah sekitar 18 cm Dengan diameter 6 cm.? jawabku. ? Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya, ? lanjutnya. ? Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..? jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya Dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku. Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel ? R? berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang Orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seOrang pria, Dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku. ? Ivan?? katanya. ? Ya saya Ivan, ? jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarangOrang menyentuh Istrinya, pikirku. ? OK, masuklah ? katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52? sedang memperlihatkan blue film. Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. SeOrang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. ? Kamu pasti Ivan khan? Kenalkan saya Donna ? katanya lembut. Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata ? Lho kok bingung sich? . ? Akh enggak..? kataku sambil membalas salamnya. ? Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi, ? katanya. ? Oke tunggu yach sebentar,? jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos. Aku melangkah keluar, ? Yuk kita mulai, ? katanya. Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan Dengan bodohnya aku bertanya, ? Boleh aku lepaskan pakaianku ?? , dia tertawa kecil dan menjawab, ? terserah kau saja.. ? . Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, ? Ahk.. ehm..? dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. ? Kamu cantik sekali Donna? kataku lirih. Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan Orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. ? Ah kamu bisa saja, ? kata Donna. Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung Dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat Dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. ? Yaa aammpuunn..? bisikku lirih tanpa sadar, ? Ia benar-benar sempurna? kataku dalam hati. ? Van.. ? bisik Tante Donna di telingaku. Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali Dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencangDengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku. ? Van.. mulailah sayang.. ? bisik Tante Donna, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Donna yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis. Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Donna yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku. ? Apa yang dapat kau lakukan untukku Van.. ? bisiknya lirih setengah kelihatan malu. Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, ? Tante pasti tahu apa yang akan Ivan lakukan.. Ivan akan puaskan Tante sayang.. ? bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu. Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, Dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. ? Oouuhh..? Tante Donna mengeluh lirih. Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun- ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu Dengan gemas aku kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian Dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Donna. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya Dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya. Dengusan pelan nafasnya beradu Dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra Dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Donna telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku. Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna. Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu. ? Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..? tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., ? Nyam-nyam..? nikmat sekali kemaluan Tante Donna. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku. Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, ? Creep..? ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu. ? Aaahh.. kamu nakaal, ? jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah Dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu Dengan mulutku. ? Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Ivan..? lirih Tante Donna. Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seOrang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan. ? Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh, ? ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini. Lima menit kemudian.. ? Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga, ? katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya. ? Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,? lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata. ? Okh Van.. indah sekali punyamu ini.. ? katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu. ? Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm, ? belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, ? Croop..? langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku Denganpandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras. ? Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh.. ? sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, ? Mm.. hmm..? hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya. ? Crop..? ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan Dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya. ? Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vann.. hh masukin sekarang juga, ayoo.. ? pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, ? Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh.. ? ia merintih, wajahnya memucat seperti Orang yang terluka iris. Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Donna merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani Dengan kecupan- kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku Dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku Dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima. Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan- teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama. ? Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vann.. ooh, ? desah Tante Donna. ? Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh.. ? kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku. Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Donna terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, ? Vann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..? ? Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu.. ? Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Donna menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. ? Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh.. ? teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku. Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar Dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya Dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Donna. ? Aaakhh.. enakk!? desah Tante Donna sedikit teriak. ? Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..? desahku pada Tante Donna. ? Keluarkanlah sayang.. eesshh.. ? jawabnya sambil mendesah. ? Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..? teriakku agak keras Dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna. ? Hemm.. hemm..? suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. ? Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang, ? katanya seraya memberikan segepok uang padaku. Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Donna mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya ? Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku Dengan Orang lain sebelum ia melakukannya. ? ? Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja, ? jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar. ? Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ? order? melayani wanita seperti Tante Donna,? pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan Istrinya untuk digauli Orang lain untuk memenuhi hasratnya.

Aku Oasebagi Wanita Bersuami







Aku Oasebagi Wanita Bersuami Jam sepuluh malam seperti kebiasanku yang suka JJM, sebuah versi lain dari JJS, Aku masih keluyuran di sekitar Taman Topi Bogor. Aku jalan ke Pasar Kebon Kembang cari makanan lewat depan Stasiun Bogor. Stasiun telah sepi. Kereta terakhir masuk pukul 21.35 tadi. Kulihat seorang Wanitamondar- mandir di depan stasiun dan melongokkan kepalanya ke dalam. Kelihatannya dia mencari atau menunggu seseorang. Kuhampiri dia dan kutanya. ?Cari siapa, Teh?? Teteh adalah panggilan kakak perempuan dalam bahasa Sunda. ? Anu, .. Eh.. Saya cari Ibu Eti yang jualan di dalam kompleks stasiun, ? jawabnya. ?Oh. Stasiun sudah tutup. Kereta tadi sudah masuk jam setengah sepuluh ? katAku. ?Aduh! Gimana ya? Tadi janjian dia nunggu sampai saya datang,? katanya lagi. ? Teteh mau kemana sih?? ?Mau pulang ke Cianjur. Tapi kalau kemalaman nginap dulu di tempat Eti. Sekarang ia nggak ada. Gimana ya ?? katanya gelisah. Pikiran nakalku mulai muncul. ?Teh, jam segini mobil ke Cianjur sudah nggak ada. Paling besok pagi-pagi baru ada. Begini saja, teteh nginep aja di penginepan, baru besok pagi berangkat ke Cianjur ?. ?Saya nggak bawa uang cukup untuk nginep di hotel?. ?Kalau teteh mau, kita nginep aja sama-sama. Nanti saya yang bayar. Saya juga lagi males pulang. Teteh tidak akan saya apa-apakan kok ?, katAku meyakinkannya. ? Dimana?? tanyanya. ?Sudahlah. Teteh percaya aja sama saya,? katAku lagi. Mangsa sudah di depan mata, sayang kalau dilepas. ? Eee, tapi benar ya Aku nggak akan diapa-apakan,? akhirnya dia menyerah. Kuajak dia untuk makan mie dulu. Sekedar menambah energi kalau nanti diperlukan. Setelah makan, kami berangkat ke sebuah Wisma T di sekitar pasar Kebon Kembang. Wanita tadi mengenakan celana panjang kain dengan blus warna terang lengan panjang dan membawa tas pakaian kecil. Singkat kata kami sudah berada di dalam kamar dan berbaring berdampingan. Selangkah lagi maka Aku akan menikmati tubuh di sampingku ini. Ia masih kelihatan gelisah. Kuhibur dia, ?Sudahlah Teteh tenang saja. Besok pagi saya antar ke Baranangsiang cari mobil ke Cianjur ?. Dia agak terhibur dengan kata- katAku. ?Ngomong-ngomong Teteh ini tadi darimana sih?? tanyAku menyelidik. ?Dari Rangkas, tadinya mau langsung ke Cianjur tapi saya kemalaman ?. Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya saya tahu tentang dirinya. Namanya Wiwik, suaminya seorang PNS berasal dari Tim-tim. Sudah beberapa lama sedang tugas belajar ke luar kota. Aku semakin berani dan kugeserkan badanku merapat ke badannya. Aku berpikir, kalau dia sudah mau diajak menginap dengan seorang yang baru dikenal, apapun alasannya pastilah dia mau untuk ditiduri. Setelah yakin bahwa keadaan sudah terkendali kupeluk dia dan dengan cepat kucium bibirnya. Ternyata iapun membalasku. ?Ouhh, kamu ternyata.. Ayo Aku mau kita saling memuaskan malam ini. Selama suamiku tugas belajar Aku sangat merindukan sentuhan laki-laki. Sebenarnya sejak dari stasiun tadi waktu kamu mengajakku nginap, Aku mau..? Kuremas dadanya dan mulai kubuka kancing blusnya. Dipegangnya tanganku, ?Kecil To. Kamu nanti kecewa,? katanya. ?Ah, nggak,? katAku sambil terus membuka kancing bajunya. ? Biar Aku saja yang buka!? katanya sambil memegang tanganku. Akhirnya ia membuka pakaiannya dan Akupun membuka pakaianku sendiri. Kini tinggal pakaian dalam saja yang melekat di tubuh kami. Kupandangi sejenak Wanita di sampingku ini. Kulitnya cukup putih, tingginya dan perawakannya sedang dengan dada yang tidak terlalu besar, 34, tapi masih terlihat kencang. Dalam keremangan kamar kulihat Wiwik menggerak-gerakkan bibirnya untuk membersihkan lipstik. Aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Sedikit bau keringat di tubuhnya membuatku semakin penasaran. Ditubruknya tubuhku dan ia sudah naik di atas tubuhku. Kemudian tanpa ragu lagi kulumat bibir Wiwik dan ia mulai terbawa permainan bibirku dan segera membalas lumatanku dengan penuh gairah. Kemudian tanganku mulai bermain di dadanya, menyusup di balik bra- nya. Buah dadanya masih kencang dan bulat, setelah itu langsung kuremas dan kupilin putingnya. Nafas kami mulai berkejaran. ?Eehh, .. Ouhh.? Lehernya kukecup dan kujilat. Tanganku segera bergerak ke punggungnya dan membuka kancing bra-nya. Dengan usapan lembut di bahunya tanganku dengan pelan melepas tali branya. Buah dadanya yang bulat segera mencuat keluar. Putingnya kecil berwarna coklat muda namun keras. Kudorong lidahku masuk ke dalam rongga mulutnya. Kujelajahi seluruh bagian di mulutnya dan kemudian lidahku menari di langit- langit mulutnya. Wiwik kemudian menggelitik lidahku dan menyedotnya kuat-kuat sampai pangkal lidahku agak sakit. Kemudian gantian ia yang mendorong lidahnya ke dalam rongga mulutku. Bibirnya tipis dan lemas. Ia sangat mahir dalam berciuman. Lidah kami saling bergantian memilin dan menjelajahi mulut. Tangan kananku memijat dan memilin putingnya kemudian meremas gundukan daging payudaranya. Kuangkat bahunya agar badannya agak ke atas. Segera kuterkam payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kugigit kecil. Ia melenguh dan mengerang. Kepalanya terangkat-angkat dan tangannya meremas-remas bantal di bawah kepalAku. ?Ouhh.. Aaacchh, Ayo Anto lagi.. Teruskan lagi.. Teruskan?. Kejantananku yang masih di dalam celana dalam mulai menggeliat. Puting dan payudaranya semakin keras. Kukulum semua gundukan daging payudara kirinya sehingga masuk ke dalam mulutku kemudian putingnya kumainkan dengan lidahku, kemudian mulutku beralih ke payudara kanannya. Napasnya terengah-engah menahan kenikmatan yang kuberikan. Kulepaskan hisapanku pada dadanya. Tangannya mengusap dada, menyusuri perut dan pinggang, kemudian menyusup di balik celana dalamku, kemudian mengelus dan mengocok kejantananku. Mulutnya kemudian ikut bermain di dadAku, menjilati dan mengecup putingku. Kepalanya semakin ke bawah dan menjilati perut dan pahAku. Ditariknya celana dalamku ke bawah. Kini Aku sudah dalam keadaan telanjang. Wiwik kembali menggerakkan kepalanya ke atas, bibirnya mengecup, menjilati leher dan menggigit kecil daun telingAku. Ia mendesis tepat di lubang telingAku sehingga badankupun jadi merinding. Napasnya dihembuskan dengan kuat. Dia mulai menjilati lubang telingAku.Aku merasakan geli dan sekaligus rangsangan yang kuat. Kugigit bibir bawahku untuk menahan rangsangan ini. Kupeluk dan kuusap pinggangnya kuat-kuat. Tanganku menarik celana dalamnya dan dengan bantuan pahanya yang bergerak naik maka dengan mudah kulepaskan celana dalamnya. Telunjuk tangan kiriku bermain di selangkangannya. Rambut kemaluannya jarang dan pendek. Kubuka bibir vaginanya dengan jari tengah dan ibu jari. Telunjukku hanya bergerak masuk sedikit dan setelah menemukan tonjolan daging kecil, maka kubuat gerakan menggaruk di atas permukaannya. Setiap Aku menggaruknya Wiwik mengerang. ? Oouuhh.. Aaauhh.. Ngngnggnghhk? Kulepaskan tanganku dari selangkangannya. Mulutnya kembali ke bawah, menjilati bulu dada, puting dan perutku. Kini tangannya yang bermain-main di kejantananku. Bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku. Tangan kirinya memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak. Kugulingkan badannya sehingga Aku berada di atasnya. Kembali kami berciuman, Wiwik sangat pintar bermain dengan bibirnya sehingga ciuman kami terasa nikmat sekali. Kupilin puting payudaranya dengan jariku sehingga dia mendesis dan mengeluarkan suara yang tidak jelas. ?SShh.. Ssshh.. Ngghh.. Arrghhk..?. Perlahan lahan kuturunkan pantatku. Kepala penisku dijepit dengan jarinya, dan digesek- gesekkan di mulut vaginanya. Terasa lembab, hangat dan berair. Dia mengarahkan kejantananku agar masuk ke dalam vaginanya. Wiwik merenggangkan kedua pahanya dan sedikit mengangkat pantatnya. Kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. Kugesek-gesekkan di bibir dalamnya sampai penisku terasa keras sekali. Keadaan lubang vaginanya semakin basah. Wiwik memintAku untuk segera memasukkan penisku semuanya. ? Ayolah Anto, masukin.. Ayo..? Aku mencoba untuk menusuk lagi dengan mengencangkan otot perutku langsung sekali tusuk Clleepp.. Blleessh. ?Ouhh.. Anto nikmatnya.. Ouhh!? erangnya setengah berteriak. Aku bergerak naik turun. Wiwik mengimbangi dengan gerakan pinggulnya. Tangannya meremas sisi atas bed sehingga semakin lama tubuh kami bergeser semakin ke arah sisi ranjang bagian atas. Ketika lendirnya sudah membasahi vaginanya sampai agak becek, maka kupercepat gerakanku. Kucabut penisku sampai keluar dan dengan cepat kumasukkan kembali sampai menyentuh dasar rahimnya. Kugulingkan badannya dan kini ia diatasku. Ia menciumku dengan liar kemudian dikecupnya leherku dan bibirnya terus kebawah menggigit puting dan menarik bulu dadAku. Wiwik kemudian berjongkok dan pantatnya bergerak naik turun, memutar dan maju mundur seperti joki yang sedang memacu kudanya. Payudaranya bergoyang- goyang dan segera kuremas- remas. Aku bergerak menaikkan tubuhku sehingga kini posisiku duduk memangkunya. Payudaranya bebas kupermainkan dengan tangan dan mulutku. Tangannya memegang pahAku, dadanya semakin tegak dan kepalanya mendongak. Tidak ada bagian tubuh atasnya yang kulewati. Gerakan maju mundur pantatnya dipercepat sampai tubuhnya seakan meliuk-liuk erotis. Aku menggeserkan tubuhku sampai Akududuk di bibir ranjang dan kakiku menjuntai ke lantai. Ia masih bergerak-gerak memompa kenikmatan di atasku. Kupegang buah pantatnya dan ia memeluk leherku. Kuangkat badannya dan kugendong tubuhnya. Kupepetkan pada dinding dan kini pantatku yang bergerak maju mundur. Ia mengimbangi dengan menghentakkna pantatnya naik turun. Ternyata bersetubuh dengan posisi ini tidaklah semudah seperti yang kulihat dalam film. Kuturunkan tubuhnya sehingga peniskupun terlepas. Kuminta ia nungging di atas ranjang. Pantatnya berada di atas bibir ranjang, sehingga dalam posisi berdiri di lantai Aku memasukkan penisku dari belakang. Pahanya sedikit dilebarkan dan tak lama penisku masuk dan pantatku menggenjotnya pelan. Kutarik dan kumasukkan lagi penisku dengan pelan. Ia menggerakkan pantatnya berlawanan dengan gerakanku sehingga ketika pantatku bergerak maju ia menggerakkan pantatnya ke belakang sehingga tekanan pada kemaluan kami sangat terasa. Kuraih buah dadanya dan kuremas. Kucium dan kukecup punggungnya. Ia merintih-rintih keenakan, ?Ouhh.. Teruskan. Kau benar-benar pandai bermain cinta.. Oooakhh ?. Bunyi paha beradu dan juga bunyi seperti tanah lumpur yang diinjak kaki memenuhi seluruh ruangan kamar. Plok.. Plok plok plok.. Clop.. Cropp.. Cropp.. ?Anto.. Ayo lebih cepat lagi.. Ayoo?. Kutarik rambutnya kasar dengan tangan kiriku sementara tangan kananku memeluk pinggangnya. Ia semakin berteriak merintih-rintih. Kucabut penisku dan kutelentangkan tubuhnya. Kini hampir tiba saatnya bagiku untuk menuntaskan dan memuaskan gairahku. Kumasukkan kembali penisku dengan perlahan dan dengan ketegangan yang penuh. Wiwik memelukku erat. Kakinya membelit pahAku, matanya terbeliak dan kuku tangannya mencengkeram erat punggungku. Kuubah lagi gerakanku, ujung penisku saja yang masuk beberapa kali. Dan kemudian kutusukkan sekali dengan cepat sampai seluruh batangnya masuk ke vaginanya. Matanya semakin sayu dan gerakannya semakin ganas. Aku menghentikan gerakanku dengan tiba-tiba. Payudaranya kuremas dan sebelah lagi kuhisap kuat-kuat. Tubuh Wiwik menggelepar. ?Ayo.. Anto. Jangan berhenti, teruskan Anto.. Teruskan lagi.. Ouh, ? pintanya. Aku tetap menghentikan gerakanku dan merebahkan tubuhku di atasnya. Kini pantatku naik turun sedikit saja, namun penisku kukeraskan dengan cara seolah- olah menahan kencing. Ia semakin terbeliak dan bola matanya memutih setiap penisku berkontraksi. Beberapa saat pantatku hanya bergerak naik turun sedikit tanpa tanpa menggerakkan anggota tubuh lainnya, sambil berciuman dan saling memagut bagian tubuh yang terjangkau. ?Anto, .. Sedap.. Nikmat.. Ooouuhh? desisnya sambil menciumi leherku. Aku mengerti Wanita ini hampir mencapai puncak yang dinginkannya. Kugerakkan lagi pantatku dengan gerakan yang cepat dan dalam. Bunyi seperti kaki yang berjalan di tanah lumpur makin keras bercampur dengan bunyi desah napas yang memburu. Crrok crok crok.. ?Ayolah Anto, Aku mau..?. Gerakan pantatku semakin cepat dan akhirnya ? Ayo.. Anto sekarang.. Sayang.. Sekarang..!!? Otot tubuhnya mengencang, vaginanya berdenyut kuat, napasnya tertahan dan tangannya mencakar punggungku. Kukencangkan otot perut dan kutahan dan kukocok vaginanya sampai terasa seperti ada aliran deras yang akan keluar. Aku berhenti sejenak dalam posisi penisku menggantung terlepas dari vaginanya, kemudian kuhunjamkan cepat dan penuh tenaga. Crot Crott.. Crott, beberapa kali Aku menyemprotkan spermAku. Kami saling berteriak tertahan untuk menyalurkan puncak kenikmatan. ?Yess.. Aduhh.. Oochh.. Auuhhkk? Pantatnya naik dan tubuhnya gemetar, pelukan tangan dan jepitan kakinya semakin erat. Denyutan di dalam vaginanya terasa kuat sekali meremas kejantananku yang juga membalas dengan berdenyut-denyut. Setelah keadaan menjadi tenang, sambil tetap berpelukan kutanya dia, ?Wik, bukannya orang Timtim juga sangat kuat dalam bercinta?? ?Ya memang nafsunya gede, kadang dalam semalam Aku harus melayaninya sampai tiga kali, namun variasi dan tekniknya masih sangat jauh dibandingkan kamu !? Setelah mandi pagi, maka gairahku muncul kembali dan bersama-sama kami menggapai titik tertinggi. Setelah itu barulah kuantar dia ke Baranangsiang sampai naik mobil. Kami berjanji minggu depan untuk bertemu di Terminal Baranangsiang dan bercinta di rumahnya yang lain di dekat Situ Gunung, Cisaat. Dalam dua kali pertemuan itulah, Aku sempat memuaskan kehausannya. 

Aku Di Setubuhi Dua Lelaki -









Aku Di Setubuhi Dua laki-laki. Aku adalah gaDis berusia 19 tahun. kawan- kawan mengatakan Aku cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Aku termasuk populer Diantara kawan-kawan, pokoknya gaul abis . Namun demikian Aku masih mampu menjaga kesucianku sampai.. Suatu saat Aku dan enam orang kawan Susi (19), Andra (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap Di villa keluarga Andri Di Puncak. Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara kami bertiga Andra yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila- gila dengannya. Sementara Aku, Andri dan Toni masih ? jomblo ? . Andri yang berdarah InDia sebenarnya suka sama AkuDia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat Aku ngeri, karenanya Aku hanya menganggap Dia tidak lebih dari sekedar teman. Acara ke Puncak kami mulai dengan ? hang-out? Disalah satu kafe terkenal Di kota kami. Larut malam baru tiba Di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, kami semua tidur Dikamar lantai atas. UdaraDingin membuatku terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Andra entah kemana. Rasa haus membuatku beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang Dilantai bawah, telingAku menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Kuintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Andra. Niat menegur mereka Aku urungkan, karena kulihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan- kecupan lembut yang kemuDian berubah menjaDilumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkahku menuju dapur. Adegan ciuman itu bertambah ? panas? mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas- remas payudara yang menyebabkan Andra mendesah-desah, suaranya desahannya terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Andra dan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk Di putingnya, menghisap dan meremas-remas payudara Andra. Setelah itu tangannya mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Andra keberatan. Lamat-lamat kudengan pembicaraan mereka. ? Jangan To? tolak Andra. ? Kenapa sayang? tanya Vito. ? Aku belum pernah.. gituan ? ? Makanya Dicoba sayang? bujuk Vito. ? TAkut To? Andra beralasan. ? Ngga apa-apa kok? lanjut Vito membujuk ? Tapi To? ? Gini deh? , potong Vito, ? Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti ? ? Janji ya To ? sahut Andra ingin meyakinkan. ? Janji ? Vito meyakinkan Andra. Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendeknya dan kembali menikmati bukit kenikmatan Andra yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan Diantara paha sekaligus menarik turun g-string Andra. Dengan hati-hati Vito membuka keDua paha Andra dan mulai mengecup kewanitaannya Disertai jilatan-jilatan. Tubuh Andra bergetar merasakan lidah Vito. ? Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too? Mendengar desahan Andra, Vito semakin menjaDi-jaDi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Andra dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Andra, tubuhnya menggelinjang keras Disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan. Andra semakin membuka lebar keDua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang Diraih Dicengramnya kuat-kuat. Andra sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus DilAkukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Andra. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito Di atas sesekaliDibawah Disertai gerakan erotis pinggulnya, Andra tidak tinggal Diam ia melAkukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif Di tubuhku mengeras.. Aku mulai terjangkit virus birahi mereka. Vito kemuDian mengangkat tubuhnya yangDitopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Anggie. ? Jangan To, katanya cuma cium aja ? sergah Andra. ? Rileks An ? bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya Di kewanitaan Andra. ? Tapi.. To.. oohh.. aahh? protes Andra tenggelam dalam desahannya senDiri. ? Nikmatin aja An ? ? Ehh.. akkhh.. mpphh? Andra semakin mendesah ? Gitu An.. rileks.. nanti lebih enak lagi ? ? He eh To.. eesshh? ? Enak An..?? ? Ehh.. enaakk To?Aku benar-benar ternganga Dibuatnya. Seumur hidup belum pernah Akumelihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan ? live ? seperti itu. Tidak ada lagi protes apalagi penolakan hanya desahan kenikmatan Andra yang terdengar. ? Aku masukin ya An? pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Andra. ? Aakhh.. To.. eengghh? erang Andra cukup keras, membuat bulu-bulu Ditubuhku meremang mendengarnya. Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rAkus melumat payudara Andra. ? Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg? Andra meracau. ? Aku suka sekali payudara kamu An.. mmhh ? ? Aku juga suka kamu isep To.. ahh ? Andra menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya. Bukan hanya Andra yang terayun- ayun gelombang birahi, Aku yang melihat semua itu turut hanyut Dibuatnya. Tanpa sadar Aku mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingku senDiri, membuat matAku terpejam-pejam merasakan nikmatnya. Vito tahu Andra sudah pada situasi ? point of no return ? , ia merebahkan badannya meninDih Andra dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Andra dan.. kulihat Vito menekan pinggulnya, dapat kubayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Andra. ? Auuwww.. To.. sakiitt? jerit Andra. ? Stop.. stop To? ? Rileks An.. supaya enak nanti ? bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi. ? Sakit To.. pleasee.. jangan Diterusin ? Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam Di dalam rongga kenikmatan Andra. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup- ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Andra kembali jaDi bulan- bulanan lidah dan mulutnya. PerlAkuan Vito membuat birahi Andra terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjaDi-jaDi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan- remasan tangan Andra. Vito memahami sekali keadaan Andra, pinggulnya mulai Digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Andra yang Dihiasi puting kecil kemerah-merahan. ? Uhh.. ohh.. To? desah kenikmatan Andra, kakinya Dibuka lebih melebar lagi. Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini Dipercepat ritme gerakan pinggulnya. ? Agghh.. ohh.. terus Too? Andra meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putarDi kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon Vito tidak ragu lagi untuk menarik- memasukan batang kemaluannya. ? Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too? Andra tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saya dari mulutnya. Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Andra yang terbuka lebar membuat darahku berdesir, menimbulkan denyut- denyutDi bagian sensitifku, kumasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuhku bergetar begitu jari-jemariku meraba-raba kewanitaanku. ? Ssshh.. sshh? desisku tertahan manakala jari tengahku menyentuh bibir kemaluanku yang sudah basah, sesaat ? life show ? Vito dan Andra terlupakan. Kesadaranku kembali begitu mendengar pekikan Andra. ? Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii ? Andra terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu. ? Nikmati An.. nikmati sepuas-puasnya? ? Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too? ? Punya kamu enaakk sekalii An.. uugghh? ? Ohh.. Too.. Aku sayang kamu.. sshh? desah Andra seraya memeluk, pujian Vito rupanya membuat Andra lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito. ? Enaak An.. terus goyang.. uhh.. eenngghh? merasakan goyangan Andra Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya. ? Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang? pekik Andra. Semakin liar keDuanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka. ? Too.. tekan sayangg.. uuhh.. Aku mau ke.. kelu.. aarrghh ? erang Andra. Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keDuanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemuDian keDuanya.. terkulai lemas. Dikamar Aku gelisah mengingat-ingat kejaDian yang baru saja kulihat, bayang-bayang Vito menyetubuhi Andra begitu menguasai pikiranku. Tak kuasa Aku menahan tanganku untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif Di tubuhku namun keberadaan Susi sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah matAku terpejam. Dalam mimpi adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Andra yang sedang DiSetubuhi Vito tetapi Diriku. Jam 10.00 pagi harinya kami jalan- jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa perutku tiba-tiba mulas, Aku mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas Aku kembali ke villa. Selesai dari kamar manDiAku mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang Di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi Aku mendapat suguhan ? live show ? yang spektAkuler. Tubuh Susi setengah melonjor Di sofa dengan kaki menapak kelantai, Kelvin berlutut Dilantai dengan badan berada Diantara keDua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemuDian Kelvin meletakan keDua tungkai kaki Susi Dibahunya dan kembali menyantap ? segitiga venus? yang semakin terpampang Dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan DiperlAkukan seperti itu. ? Ssshh.. sshh.. aahh? desis Susi. ? Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang ? ? Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt ? ? Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa ? Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda Dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya senDiri serta memilin putingnya. Beberapa saat kemuDian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut Dilantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali Dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin. ? Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg? desah Kelvin. ? Ohh.. sayangg.. enakk sekalii ? Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin. ? Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg? pinta Kelvin. Susi menyudahi lumatannya dan beranjak keatas, berlutut Disofa dengan pinggul Kelvin berada Diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, Diarahkan kemulut kewanitaannya dan Dibenamkan. ? Aaagghh? keDuanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing- masing. Dengan keDua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat- geliat merasakan batangnya Diurut- urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras Dirasakan oleh Susi mengoyak- ngoyakDinDing dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala keDua insan itu sedang Dirasuk kenikmatan duniawi. Tontonan itu membuat Aku tidak dapat menahan keinginanku untuk meraba- raba2 sekujur tubuhku, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluanku. Kutinggalkan ? live show ? bergegas menuju kamar, kulampiaskan birahiku dengan mengesek-gesekan bantal Di kewanitaanku. Merasa tidak puas kusingkap rok miniku, kuselipkan tanganku kedalam CD-ku membelai- belai bulu-bulu tipis Di permukaan kewanitaanku dan.. akhirnya menyentuh klitorisku. ? Aaahh.. sshh.. eehh? desahku merasakan nikmatnya elusan- elusanku senDiri, jariku merayap tak terkendali ke bibir kemaluanku, membuka belahannya dan bermain- main Ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut Diriku tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung Aku masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tanganku tidak terlihat olehnya. ? Ehh Ver.. kok ada Disini, bukannya taDi ikut yang lain ?? sapa Susi terkejut. ? Iya Si.. balik lagi.. perut mules ? ? Aku suruh Kelvin beli obat ya ? ? Ngga usah Si.. udah baikan kok? ? Yakin Ver ?? ? Iya ngga apa-apa kok? jawabku meyakinkan Susi yang kemuDian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang Dibutuhkannya. Sirna sudah birahiku karena rasa kaget. Malam harinya selesai makan kami semua berkumpul Diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan Di film mempengaruhi kami, terutama kawan- kawan pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemuDianDisusul oleh Andra dan Vito. Tinggal Aku, Toni dan Andri, kami dudukDilantai bersandar pada sofa, Aku Di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahiku terusik. Rasa gatal menyeruakDikewanitaanku mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, Aku jaDi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahanku. ? Kenapa Ver, gelisah banget horny ya ? tegurnya bercanda. ? Ngga lagi, ngaco kamu Ton ? sanggahku. ? Kalau horny bilang aja Ver.. hehehe.. kan ada kita-kita? Andri menimpali. ? Rese? nih berDua, nonton aja tuh ? sanggahku lagi menahan malu. Toni tidak begitu saja menerima sanggahanku, Diantara kami ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang Aku rasakan. Toni tidak menyia- nyiakannya, bahuku Dipeluknya seperti biasa ia lAkukan, seakan tanpa tendensi apa-apa. ? Santai Ver, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal ? bisik Toni sambil meremas pundakku. Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu- bulu Di tubuhku meremang, tanpa terasa tanganku meremas ujung rok. Toni menarik tanganku meletakanDipahanya Ditekan sambil Diremasnya, tak ayal lagi tanganku jaDi meremas pahanya. ? Remas aja paha Aku Ver daripada rok? bisik Toni lagi. Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang ? geboy? saja kadangAku remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasanku membuat darahku berdesir keras. ? Ngga usah malu Ver, santai aja ? lanjutnya lagi. Entah karena bujukannya atau Aku senDiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tanganku tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang ? wow? kuremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya Di atas pahAku, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuatku merinDing. Entah bagaimana mulainya tanpa kusadari tangan Toni sudah berada Dipaha dalamku, tangannya mengelus-elus dengan halus, ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatku membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjaDi- jaDi. ? Ver gue suka deh liat leher sama pundak kamu? bisik Toni seraya mengecup pundakku. Aku yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjaDi-jaDi dengan kecupannya itu. ? Jangan Ton? namun Akuberusaha menolak. ? Kenapa Ver, cuma pundak aja kan ? tanpa perduli penolakanku Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik keleher, DisiniAku tidak lagi berusaha ? jaim? . ? Ton.. ahh? desahku tak tertahan lagi. ? Enjoy aja Ver ? bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telingAku. ? Ohh Ton? Aku sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat ? live show ? dan film, perlahan merayapi lagi tubuhku. Aku hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni Dileher dan telingAku. Andri yang sedari taDi asik nonton melihatku seperti itu tidak tinggal Diam, ia pun mulai turut melAkukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiriku jaDi sasaran mulutnya. Melihat Aku sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaanku yang masih terbalut CD. Elusan-elusan Dikewanitaanku, remasan Andri Di payudarAku dan kehangatan mulut merekaDileherku membuat magma birahiku menggelegak sejaDi-jaDinya. ? Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh? desahanku bertambah keras. Andri menyingkap tang-top dan brAku bukit kenyal 34b-ku menyembul, langsung Dilahapnya dengan rAkus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan pelicin. Aku jaDitak terkendali dengan serangan mereka tubuhku bergelinjang keras. ? Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh? desahanku berganti menjaDi erangan- erangan. Mereka melucuti seluruh penutup tubuhku, tubuh poloskuDibaringkan Dilantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibirku dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulutku, lidah kami saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat pahAku lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai Di kewanitaanku, lidahnya bergerak- gerak liar Diklitorisku, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudarAku, putingku yang kemerah- merahan jaDi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.DiperlAkukan seperti itu membuatku kehilangan kesadaran, tubuhku bagai terbang Diawang- awang, terlena Dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan Aku mulai berani punggung Andri kuremas-remas, kujambak rambutnya dan merengek- rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melAkukannya. ? Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii ? ? Nikmatin Ver.. nanti bakal lebih lagi ? bisik Andri seraya menjilat dalam- dalam telingAku. Mendengar kata ? lebih lagi ? Aku seperti tersihir, menjaDihiperaktif pinggul kuangkat-angkat, ingin Toni melAkukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, Disantapnya kewanitaanku dengan menyedot- nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludahnya dan cairanku. Tidak berapa lama kemuDian Aku merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuhku menegang, kupeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya. ? Aaagghh.. Tonn.. Drii.. Akuu.. oohh? jeritku keras, dan merasakan hentak- hentakan kenikmatan Didalam kewanitaanku. Tubuhku melemas.. lungai. Toni dan Andri menyudahi ? hidangan? pembukanya,Dibiarkan tubuhku beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata kuingat-ingat apa yang baru saja kualami. Permainan Andri Di payudara dan Toni Di kewanitaanku yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah kualami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi Diseluruh tubuhku. Aku semakin tenggelam saja dalam bayang- bayang yang menghanyutkan, dan tiba- tiba kurasakan hembusan nafasDitelingAku dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuhku seperti Di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu- bulu lebat Di tangan dan dadanya menggelitiki tubuhku. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka keDua pahAku lebar-lebar dengan kepala sudah berada Diantaranya. MatAku terpejam, Aku sadar betul apa yang akan terjaDi, kali ini mereka akan menjaDikan tubuhku sebagai ? hidangan? utama. Ada rasa kuatir dan tAkut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu kurasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketAkutanku. Gairahku bangkit merasakan lidah Toni menjalar Dibibir kemaluanku, Ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingku membuat tubuhku mengeliat- geliat merasakan geli dan nikmatDikeDua titik sensitif tubuhku. ? Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh? rintihku tak tertahankan lagi. Toni kemuDian mengganjal pinggulku dengan bantal sofa sehingga pantatku menjaDi terangkat, lalu kembali lidahnya bermainDikemaluanku. Kali ini ujung lidahnya sampai masuk kedalam liang kenikmatanku, bergerak-gerak liar Diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuhku bagai tersengat aliran listrik Aku hilang kendali. Aku merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu kurasakan sesuatu yang hangat keras berada Dibibirku.. kejantanan Andri! Aku mengeleng- gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepalAku dengan tangannya agar tidak bergerak. ? Jilat.. Ver ? perintahnya tegas. Aku tidak lagi bisa menolak, kujilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah- desah merasakan jilatanku. ? Aaahh.. Verr.. jilat terus.. nngghh ? desah Andri. ? Jilat kepalanya Ver ? Aku menuruti permintaannya yang tak mungkin kutolak. Lama kelamaan Aku mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidahku berputar Dikepala kemaluannya membuat Andri mendesis desis. ? Ssshh.. nikmat sekali Verr.. isep sayangg.. isep? pintanya Diselah- selah desisannya. Aku tak tahu harus berbuat bagaimana, kuikuti saja apa yg pernah kulihat Di film, kepala kejantanannya pertama-tama kumasukan kedalam mulut, Andri meringis. ? Jangan pake gigi Ver.. isep aja ? protesnya, kucoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat. ? Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Ver ? Melihat Andri saat itu membuatku turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanannya melesak masuk menyentuh langit- langit mulutku, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluanku. Aku semakin terombang- ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, Aku bahkan tidak malu lagi mengocok- ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutku. Beberapa saat kemuDian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku. Aku menjaDi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalAku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalAku membuat kemaluannya seperti Dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar- masukan batangnya dan.. ? Aaagghh.. nikmatt.. Verr..Aku.. kkeelluaarr ? jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur kerasDidalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku. Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada Dimulutku. Toni tidak kuhiraukan Aku langsung duduk bersandar menutup dadAku dengan bantal sofa. ? Gila Andri.. kira-kira dong ? celetukku sambil bersungut-sungut. ? Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget? jawab Andri dengan tersenyum. ? Udah Ver jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka ? sela Toni seraya mengambilkan Aku minum dan membersihkan sisa air mani dari mulutku. Toni benar, Aku sebenarnya taDi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Toni membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut. Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlAkuannya membuatku lupa dengan kejaDian taDi. Kecupan Dibibir berubah menjaDi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, Aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingAku kembali menjaDisasarannya membuatku sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku. Toni merebahkan tubuhku kembaliDilantai beralas karpet, kali ini dadAku Dilahapnya puting yang satu Dihisap-hisap satunya lagi Dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, Dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni. ? Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh ? desisku tak tertahan. ? Teruss.. Tonn.. aakkhh? Aku menjaDi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya Di kemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, keDua tanganku meremas-remas payudarAku senDiri. ? Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh? desahanku semakin menjaDi-jaDi. Tak lama kemuDian Toni merayap naik keatas tubuhku, Aku berdebar menanti apa yang akan terjaDi. Toni membuka lebih lebar keDua kakiku, dan kemuDian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta. ? Aauugghh.. Tonn.. pelann ? jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku. Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia menDiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. KemuDian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur Ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan- tusukan Toni. ? Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn? desahku lirih. Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan Di mulut kewanitaanku. MatAku terpejam- pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis. ? Enak.. Ver ? tanya Toni berbisik. ? He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh? ? Nikmatin Ver.. nanti lebih enak lagi ? bisiknya lagi. ? Ooohh.. Tonn.. ngghh? Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi Aku terayun- ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku. ? Auuhh.. sakitt Tonn? jeritku saat kejantanannya merobek selaput darAku, rasanya seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya. ? Pertama seDikit sakit Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya ? bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telingAku. Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti Aku mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat Didalam rongga kemaluanku. Toni kemuDian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar- masukannya. Gesekan kejantanannya Dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar. ? Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh? desahku tak tertahan. ? Ohh.. Verr.. enak banget punya kamu.. oohh? puji Toni Diantara lenguhannya. ? Agghh.. terus Tonn.. teruss? Aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni Di kemaluanku. Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan Ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya. ? Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn ? jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku. Tubuhku mengejang, kupeluk Toni erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku. Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemuDian Toni mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan DidadAku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhkuDibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. TubuhkuDibolak- balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku Di atas Toni, Andri yang sedari taDi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. LeherkuDipagutnya seraya keDua tangannya memainkan buah dadAku. Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main Diklitorisku membuatku menjaDitambah meradang. Kutengadahkan kepalAku bersandar pada pundak Andri, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung Dilumatnya. Pagutan Andri kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Aku begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi. ? Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. goyang terus ? erang Toni. Erangan Toni membuat gejolak birahiku semakin menjaDi-jaDi, kuremas buah dadAku senDiri yang Ditinggalkan tangan Andri.. Ohh Akusungguh menikmati semua ini. Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk Disofa dengan kaki menjulur Dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya. ? Isep Ver ? pinta Toni, segera kulumat kejantanannya dengan rAkus. ? Ooohh.. enak Ver.. isep terus ? Bersamaan dengan itu kurasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri- yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam Didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjaDi sangat binal merasakan sensasi erotis Duabatang kejantanan Didalam tubuhku. Batang kemaluan Toni kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melAkukan semua itu. ? Verr.. terus Verr.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh? erang Toni. Aku tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannyaDimulutku, Aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Toni. ? Aaagghh.. nikmat banget Verr.. isep teruss.. telan Verr ? jerit Toni, lagi- lagi naluriku menuntun agar Aku mengikuti permintaan Toni, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu. Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti Aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas. Toni beranjak meninggalkan Aku dan Andri, sepeninggal Toni Aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata Dikerjai Duapria jauh lebih mengasikkan buatku. Namun hujaman- hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi ? doggy? dapat membuatku kembali merintih-rintih. Apalagi Ditambah dengan elusan- elusan Ibu jarinyaDianusku. Bukan hanya itu, setelah Diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusku. Sodokan-sodokan Dikewanitaanku dan Ibu jarinyaDilubang anus membuatku mengerang-erang. ? Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh? ? Enak banget Drii.. aahh.. oohh? Mendengar eranganku Andri tambah bersemangat menggedor keDua lubangku, Ibu jarinya kurasakan tambah dalam menembus anusku, membuatku tambah lupa daratan. Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya. ? Andrii.. kenapa Dicabutt? protesku. ? Masukin lagi Dri.. pleasee ? pintAku menghiba. Sebagai jawaban Aku hanya merasakan ludah Andri berceceran Di lubang anusku, tapi kali ini lebih banyak. Aku masih belum mengerti apa yang akan DilAkukannya. Saat AnDi mulai menggosok kepala penisnya Dilubang anus baru Aku sadar apa yang akan DilAkukannya. ? Andrii.. pleasee.. jangan Disitu ? Aku menghiba meminta Andri jangan melAkukannya. Andri tidak menggubris, tetap saja Digosok-gosokannya, ada rasa geli- geli enak kala ia melAkukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya Dikemaluanku hilang sudah protesku. Tiba-tiba kurasakan kepala kemaluannya sudah menembus anusku. Perlahan namun pasti, seDikit demi seDikit batang kenikmatannya membelah anusku dan tenggelam habisDidalamnya. ? Aduhh sakitt Drii.. akhh..!? keluhku pasrah karena rasanya mustahil menghentikan Andri. ? Rileks Ver.. seperti taDi, nanti juga hilang sakitnya ? bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisku. Separuh tubuhku yang tengkurap Disofa seDikit membantuku, dengan begitu memudahkan Aku untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, Aku bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anusku. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalarDisekujur tubuhku. ? Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii? erang- erangan birahiku mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu. Andri dengan buasnya menghentak- hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin Aku terbuai dalam kenikmatan. Toni yang sudah pulih dari ? istirahat? nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Membayangkan akan Dijarah lagi oleh mereka menaikan tensi gairahku. Atas inisiatif Toni kami pindah kekamar tidur, jantungku berdebar- debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan Diri terlentang Ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuhku Ditarik meninDihinya. Sambil melumat mulutku-yang segera kubalas dengan bernafsu-ia membuka lebar keDuapahAku dan langsung menancapkan kemaluannya kedalam vaginAku. Andri yang berada Dibelakang membuka belahan pantatku dan meludahi lubang anusku. Menyadari apa yang akan mereka lAkukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali Ditubuhku. Sensasi sexual yang luar bisa hebat kurasakan saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anusku. Hentakan- hentakan milik mereka DikeDualubangku memberi kenikmatan yang tak terperikan. Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuhku terlentang Diatasnya, kejantanannya tetap berada Didalam anusku. Toni langsung membuka lebar-lebar kakiku dan menghujamkan kejantanannyaDikemaluanku yang terpampang menganga. Posisi ini membuatku semakin menggila, karena bukan hanya keDua lubangku yang Digarap mereka tapi juga payudarAku. Andri dengan mudahnya memagut leherku dan satu tangannya meremas buah dadAku, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dadAku satunya. Aku sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhku. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas Dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya kurasakan sesuatu Didalam kewanitaanku akan meledak, keliaranku menjaDi-jaDi. ? Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann? jerit dan erangku tak karuan. Dan tak berapa lama kemuDian tubuhku serasa melayang, kucengram pinggul Toni kuat-kuat, kutarik agar batangnya menghujam keras Dikemaluanku, seketika semuanya menjaDi gelap pekat. Jeritanku, lenguhan dan erangan mereka menjaDi satu. ? Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii ? ? Aaarrghh.. Verr.. enakk bangeett ? KeDuanya menekan dalam-dalam milik mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan DikeDua lubangku. Tubuhku bergetar keras Didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhku mengejang berbarengan dengan hentakan- hentakan Dikewanitaanku dan akhirnya kami.. terkulai lemas. Sepanjang malam tak henti-hentinya kami mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh kami tidak lagi mampu mendayung. Kami terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan. Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang Aku sukai. Tapi Aku tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. Aku baru akan mencapai kepuasan bila ?Dijarah ? oleh Dua atau tiga pria sekaligus. TAMAT