Senin, 30 Juli 2012

cerita hot- Bercinta Dengan Gadis Kampung



abg belahan dada montok 10l.jpg






Cerita Seks ABG - Kala
itu aku numpang kost di rumah temanku yang sudah berkeluarga, sedang
seorang gadis adik temanku kebetulan numpang juga di rumah itu, sebagai
pengasuh anak-anak temanku itu, berhubung suami istri bekerja.


Pada awalnya aku memandang gadis itu Nani namanya, biasa-biasa saja, maklum aku walaupun sudah cukup dibilang dewasa (27) tetapi
sekalipun belum pernah mengenal wanita secara khusus apalagi namanya
pacaran, maklum orang tuaku menekankan menuntut ilmu lebih utama untuk
masa depan.


Apalagi setelah aku
selesai kuliah dan langsung bekerja, aku merasa berhasil menikmati
hasilku selama ini. Itu sekedar background kenapa gadis itu aku pandang
biasa saja, karena dia hanya lulus SD sehingga aku kurang peduli bila
aku menyadari tingkat pendidikanku sendiri. Namun dari hari kehari Nani
si gadis itu selalu melayaniku menyediakan makan, menjaga kebersihan
kamarku, dan bahkan mencuci bajuku yang terkadang tanpa aku minta
walaupun aku sebenarnya biasa mencuci sendiri, namun adakalanya aku
cukup sibuk kerja, sehingga waktuku terkadang serasa di buru-buru.


Rupanya
gadis itu sedikit menaruh hati, tapi aku tidak tanggap sekali. Terlihat
dari cara memandangku, sehingga aku terkadang pura-pura memperhatikan
ke arah lain. Sampai pada suatu saat, dimana temanku beserta anak
istrinya pulang kampung untuk suatu keperluan selama seminggu, sedangkan
adik perempuannya karena harus menyediakan makan setiap kali untukku,
tidak diikutkan pulang, sehingga tinggal aku dan si gadis Nina itu di
rumah.


Rupanya kesendirian kami
berdua menimbulkan suasana lain di rumah, dan hingga pada suatu pagi
ketika gadis itu sedang menyapu kamarku yang kebetulan aku sedang
bersiap berangkat kerja, masuklah gadis itu untuk menyapu lantai.
Sebagai mana posisi orang menyapu, maka saat gadis itu membungkuk,
aduhh…, rupanya perh yang sedang bercermin tersapu juga oleh pemandangan
yang menakjubkanku. Dua buah melon yang subur segar terhidang di
depanku oleh gadis itu, dengan sedikit basa basi gadis itu menyapaku
entah sadar atau tidak dia telah menarik perhatianku karena payudaranya
yang tidak terbungkus BH, kecuali dibalut baju yang berpotongan dada
rendah. Dengan tidak membuang kesempatan aku nikmati keindahan payudara
itu dengan leluasa melalui cermin selama menyapu dikamarku.


Menjelang
dia selesai menyapu kamarku, tiba-tiba dia dekap perutnya sambil
merintih kesakitan dan muka yang menampakkan rasa sakit yang melilit.
Dengan gerak refleks, aku pegang lengannya sambil aku tanya apa yang dia
rasakan. Sambil tetap merintih dia jawab bahwa rasa mules perut
tiba-tiba, maka aku bimbing dia ke kamarnya dengan tetap merintih
memegangi perutnya sampai ditempat tidurnya. Kusuruh dia rebahan dan
memintaku untuk diberikan obat gosok untuk perutnya. Segera aku ambilkan
dan sambil berjaga dia gosok perutnya dari balik blousenya.


Tetapi
tiba-tiba saat menggosok lagi-lagi dia mengerang dan mengaduh, sehingga
membuatku sedikit panik dan membuatku segera ikut memegangi perutnya
dan sambil ikut mengurut juga. Dan nampak sedikit agak berkurang
rintihannya, sambil masih tetap kuurut perutnya. Kepanikanku mulai
hilang dan aku mulai sadar lagi akan keindahan payudara gadis itu
bersamaan dengan bangkitnya perasaan gadis itu selama aku urut tadi
mulai menelusuk ke tubuhnya merasakan kenikmatannya juga dan dengan
tiba-tiba tanganku dipegangnya dan dibimbingnya tanganku ke taman
berhiaskan buah melonnya yang subur segar dan aku turuti saja kenikmatan
bersama ini untuk mengusap buah melon yang tidak terbungkus itu, dan
tanganku terus menelusup diantara buah-buah itu sambil memetik-metik
putingnya.


Gadis itu mulai merintih
nikmat, dan erangan halus dan memberi isyarat tanganku untuk terus dan
terus memilin puting buahnya yang semakin menegang. Baru aku sadari
bahwa untuk kali pertama aku merasakan puting gadis yang menegang bila
sedang terangsang dengan erangannya yang membuat penisku yang dari tadi
ikut mengeras tambah menekan di dalam celanaku yang sebenarnya sudah
siap untuk berangkat kerja, namun untuk sementara tertunda. “Eehh… Mas..
gelii.. tapi nikmat, aahh.. eehmm aduuhh nikmat mass..” Posisi dia saat
itu sambil duduk membelakangiku, dan tiba-tiba dia menyandar ke dadaku
sambil menengadahkan mukanya dan mulutnya mengendus-endus leherku.


Tanpa
buang waktu, mulutku pun kuenduskan ke lehernya dan selanjutnya mulut
kami saling berpautan, saling mengulum dan saling menjulurkan lidah
dengan penuh nafsu, sementara tanganku terus menyusuri buah-buah yang
subur itu untuk meningkatkan kegairahannya, sedang tangan gadis itu
mulai hilang kesadarannya oleh kenikmatan itu dengan ditandai
kegairahannya untuk melepas kaitan rok bawahannya dan dilanjutkan ke
kancing-kancing blousenya.


Kembali
kesadaranku tertegun untuk pertama kali aku menikmati keutuhan tubuh
seorang gadis yang hanya mengenakan CD-nya. Namun untuk saat itu juga
aku terperanjat, “Eiitt, Nina ini sudah jam delapan, aku harus berangkat
kerja wahh, aku terlambat”, kataku. Kami saling tertegun pandang dan
saling senyum tertahan dan kemudian kami berpeluk cium, sambil aku
berkata, “Entar aku berangkat dan aku segera kembali, hanya untuk minta
ijin kalau aku ada keperluan yahh, gimana?”.

“He.. eh, Mas entar kita terusin lagi ya Mas, tapi janji lho, ehh tapi Mas?”.

“Kenapa Nan…” tanyaku.

“Mas kemot dulu dong buah dadaku, ntar baru boleh berangkat”.

Achh lagi-lagi kenikmatan yang tak bisa ditunda pikirku, dengan
“terpaksa” aku kemot putingnya dan dengan penuh gairah aku kemot buah
dadanya sampai hampir merata bekas kemotan di kedua buah dadanya,
sampai-sampai si Nani tak percaya keganasanku. Kami saling melepas
pelukan yang seolah adalah kerinduan yang selama ini lama terpendam.


Kebetulan
kantorku hanya beberapa ratus meter dari rumah kost yang aku tempati.
Selesai aku menyampaikan alasan yang dapat diterima atasanku, segera aku
bergegas pulang lagi. Ketika aku sampai dirumah, yang memang setiap
harinya sepi pada jam-jam kerja, maka menambah kegairahanku waktu aku
membuka pintu depan yang tidak terkunci, dan langsung kukunci saat aku
masuk. Tetapi pintu-pintu kamar tertutup. Maka yang pertama aku tuju
adalah kamarku. Aku buka kamarku untuk ganti baju kerjaku dengan maksud
akan ganti baju kaos dengan celana pendek saja.


Aku
buka baju dan celanaku satu persatu, dan saat aku hanya kenakan celana
dalamku, tiba-tiba dari belakang, Nina si gadis itu sudah di belakang
mendekapku dan ohh, menakjubkan…, rupanya sedari tadi dia aku
tinggalkan, dia tidak lagi kenakan bajunya sambil terus menunggu di
kamarku. Maka kembali kenikmatan pagi itu aku teruskan lagi, dengan
saling meraba dan dengan ciuman yang penuh nafsu dan kami masing hanya
mengenakan celana dalam saja, sehingga kulit kami bisa saling bergesekan
merasakan dekapan secara penuh, sementara kami berpelukan dan mulut
berciuman, penisku merasakan keempukan tonjolan daging di selangkangan
Nani yang seolah terbelah dua memberikan sarang ke batang penisku.
Sedangkan dadaku merasakan tonjolan buah dadanya yang lembut dan torehan
puting susunya di dadaku. Tanganku bergerak dari punggungnya beralih ke
pantatnya yang bulat untuk aku remas-remas, sedang tangannya tetap
memegang leher dan kepalaku dengan mulut, bibir dan lidah saling
mengulum. Lama kami pada posisi berdiri “Eeehh… mmaas eehh eegh enaak
sayang ngg…, teruss, teruss… gelii… egghh eenaak” erangnya yang setiap
saat keluar dari mulutnya.


Kegairahan
pagi itu kami lanjutkan di lantai kamarku untuk saling berguling dan
tetap saling peluk menaikkan gairah petting kami yang pertama kali di
lantai kamarku. Maklum kamar indekost dengan tempat tidurku yang
seadanya dan pas-pasan yang pasti kurang pas untuk kegairahan petting
yang memuncak di pagi itu.


Dengan
leluasa tangan kami saling bergerak ke buah dada, penis, puting dan satu
hal selama ini yang jadi obsesiku adalah keinginan yang terpendam untuk
mengemot puting bila melihat buah dada wanita yang sedemikian montok
dan menggairahkan, maka aku tumpahkan obsesiku pada kenikmatan pagi itu
untuk pertama kalinya. “Mass sayang terruss kemot pentilku.. mmaass
gelii, geelii,… eehm Mas nikmat.. terus jilatin pentilku teruss aku
peengin di jilatin terus pentilku..”. Dengan penuh gairah pertama aku
puaskan menjilati putingnya yang aku rasakan semakin menegang dan
demikian juga dengan penisku, sambil aku gesek-gesekkan ke tonjolan
daging di selangkangannya.


Aku
kembali agak kaget ketika batang penisku merasa basah saat aku gesekkan
di tonjolan daging selangkangan Nina yang masih memakai CD, yang bahkan
penisku sendiri belum mengeluarkan cairan sperma. Maka sambil mulutku
mengemot dan menjilati puting susunya, tanganku mencoba meraba
selangkangan Nina diantara belahan daging, namun tiba-tiba dia memekik
“A’aa ehh jangan dulu Mas nggak tahan gelinya”.


Maka
sementara aku lepaskan kembali dan tangan ku kembali meremas buah
dadanya sambil memilin-milin putingnya “Mass… he’eh begitu kemotin
pentilku teruss.., susuku diremass-re’eemas… e’eenak eeh… ehghhm… yangg
geli…”. Penisku terus aku gesek-gesekkan dicelah selangkangan Nina,
“eeh,,eehh… eehh… eehh… eeheh… eh”. Demikian lenguhannya setiap aku
gesek selangkangannya. “Mas… tarik CD-ku dan lepaskan celanamu…”, sampai
pada ucapan Nina tersebut maka sementara kami lepas pergumulan itu
sambil aku dengan ragu dan deg-degan menarik pelan-pelan CD-nya yang
masih dalam keadaan telentang sementara aku duduk dan dia mulai angkat
kakinya ke atas saat CD-nya mulai bergeser meninggalkan pantatnya,
sambil terus kutarik perlahan-lahan dengan saling berpandangan mata
serta senyum-senyumnya yang nakal, maka aku dihadapkan dengan sembulan
apa yang disebut clitoris yang ditumbuhi rambut-rambut halus sedikit
keriting dan bllaass, lepas sudah CD-nya tinggalah celah rapat-rapat
menganga semu pink dan semu basah dengan sedikit leleran lendir dari
lubang kenikmatan itu.


“Nin.. kenapa
sih” tanyaku nakal, “Apanya… Mas” sahutnya sambil senyum, “Kalau
dikemot-kemot payudaranya sama pentilnya tadi”. “Aduh rasanya geli
banget, rasanya kaya mau mati saja tapi nikmat iih geli”. “Enggak sakit
dikemot dipentilnya tadi” tanyaku, “Enak.. Mas, rasanya pingin terus,
kalau sudah yang kiri, terus pingin yang kanan, rasanya pingin dikemot
bareng-bareng sama mulut Mas. Terus di liang kewanitaanku jadi
ikut-ikutan geli nyut-nyutan sampai aku eeghh.. hemm gimana yach
bergidik. hhmm” akunya. “Terus pingin lagi nggak dikemot-kemot?” tanyaku
penasaran. “Iiih… Mas nakal, ya.. Pingin lagi dong”, sambil tangannya
merayap ke selangkanganku yang masih pakai CD, memencet penisku yang
menonjol dan juga meremas. “Kalau adik Mas rasanya gimana tuh kalau
kupegang-pegang gini?, geli nggak?” keingin-tahuannya besar juga. “Sama
nikmat rasanya, pengin terus dielus-elus sama Nina terus, geli eh-eh…
eh” dengan penasaran dia mengesek-gesek pas lubang penisku, jadi geli
rasanya.


“Kalau ininya
dipegang-pegang gini gimana Mas?” sambil dia pegang dan raba-raba buah
pelirku.” Yah nikmat juga” tegasku sambil aku elus-elus pahanya yang
tidak begitu putih tapi mulus. “Eh.., Mas tadi kutipu, pura-pura sakit,
habis Mas kelihatannya cuek saja”, sambil dia senyum nakal menggoda.
Brengsek juga nih anak batinku, nekat juga ngerjain aku. “Mas.. selama
seminggu ini kita hanya berdua saja dirumah, terus gimana enaknya Mas?”
tanyanya sambil iseng meremas-remas penisku yang tetap tegak sedang aku
memilin-milin puting susunya yang juga tetap tegang, “Kita kelonan terus
saja seminggu ini siang ataupun malam”.


Kebetulan
kerjaku selama ini hanya sampai jam 14.00 sudah pulang. Dia menggoda
“Terus nanti kalau kelonan terus Mas nanti nggak ada yang nyediain makan
gimana dong”. “Yah nggak usah makan asal kelonan terus sama Nina entar
kenyang”. Dia bangkit dan memelukku erat-erat dan diciuminya bibirku
sambil lidahnya dijulurkan ke kerongkonganku. Sambil melepas dia berkata
“Mas kita kelonan lagi yuk sampai sore, terus nanti mandi bareng”.
Tanganku mulai mengelus clitorisnya dan mulutku terus mengulum bibirnya
dan kembali dia telentang di lantai dan aku mulai menindihnya “Mas..
kalau gini terus aku rasanya mau pingsan kenikmatan eehh… M eghhmm…
aduuh… nikmat Mas di memekku.. geli rasanya teruuss eeghh… eghh”. Dan
aku rasakan clitorisnya semakin basah, dan dengan lahapnya jari tengahku
aku cabut dari clitnya untuk kujilati jariku dan aku rasakan nikmat
gurihnya lendir seorang perempuan pertama kalinya. “Eeehh.. eennak…
aahh.. aahh uuhhgg uughhg uuhh… ehhehh” saat jariku kembali menelusup
kedalam lubang clitorisnya.


Lenguhan
mulutnya dan dengus napasnya menaikkan gairahku yang kian meningkat
tapi aku ragu untuk menuruti naluriku mencoba memasukkan penisku ke
lubang senggamanya. Maka sementara aku tahan walupun penisku pun juga
sudah semakin basah oleh lendirku juga. Aku mulai merayap kebawah
selangkangannya dan mulutku berhadapan dengan clitorisnya tanpa dia
sadari karena matanya terpejam menikmati gairah yang dirasakan, saat
lidahku mulai menjilatlubang clitorisnya, kembali dia terpekik
“aahhuughh huu… hu… egghh aduh… eggh nikmat, aduhh aku gimana nih Mass
aahh aku nggak kuat, Mass… Mas.. eghh.. egh hhgeehh… Mas.” sambil dia
aku perhatikan pantat, paha, perut dan kakinya seolah kejang seperti
kesakitan tetapi aku sangsi kalau dia sakit, dan malahan kepalaku dia
tekan kuat ke selangkangannya sambil terus berteriak “hehehggheh ahh…
ehhehh… huhh… mass… aku.. akuu rasanya… eghh” dan dia bangkit sambil
menarik CD-ku yang masih aku kenakan, dan blarr, penisku menantang tegak
“Mas masukkan Mas.. eeghheghh” dan dia angkat kakinya sambil telentang
dia bentangkan lebar selangkangannya sambil tangannya membimbing penisku
memasuki clitorisnya. “Mas.. kocok Mas eghh Mas yang dalam… kocok terus
selangkanganku aduhh eghh Mas enakk”.


Sambil
menekuk kaki, sementara tanganku sebagai tumpuan dan dengan berat
tubuhku aku tindihkan dan kuamblaskan penisku ke lubang yang sedari tadi
sudah menunggu, dan aku rasakan sedotan lubang yang sangat kuat pada
batang penisku yang rasanya dikemot-kemot. “Eehhgehhg… teruss. teruss
Mas… maass nikmat kocok terus aduuh rasanya aku nggak kuat mass ada yang
keluar eghh.. eeghh. eehhgg aduuhh.. mass…” “ahhgg-agh… Nani aku aduh
egghh, Nani rasanya memekmu ngemot eghh eehhmm… nikmat… terus sedot”
“Mass nikmat… sekali nikmat… dalam sekali. Aahh aduh… hhaghhah Mass..,
aku mau keluarrr”. “Aku juga Nan… ahhgh aku sudah mau keluar..
ahgghhah”. Dan aku cabut penisku saat dia demikian bergetar dan menyedot
sedot penisku sehingga aku tak tahan lagi untuk menyemburkan spermaku
dan saat itu aku merasa dia terlepas dari penisku, dia bangkit dan
menyongsong batang penisku dengan mulutnya menyambut semburan spermaku
sambil tangannya menggosok lubang clitorisnya, ditimpali dengan
lenguhannya yang tidak beraturan dimulutnya “Cppokklep.. plekk.. clepk..
clkek.. cslckek” bunyi mulutnya mengemot dan menyedot penisku sementara
aku terasa bergetar dan tenagaku berangsur-angsur lemas, sampai dia
menjilati sisa sperma pada penisku dengan bersih.


Sesaat
kemudian aku tidur ditempat tidurku siang itu kelonan berdua yang tidak
terasa telah jam 3 sore, dan baru kemudian bangun dengan badan terasa
agak pegal. Kami kembali berpagut lama dengan saling rabaan dan remasan
masih dalam keadaan tanpa busana. Akhirnya kami mandi bersama dengan air
yang sebelumnya kami. Itulah pengalaman pertama kaliku menikmati
hubungan seks dengan seorang gadis kampung bernama Nani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar