Selasa, 17 April 2012

Menikmati Rifqoh Akhwat cantik







Namaku Amrizal asal Bukit Tinggi dan berusia 37 tahun. Aku seorang dosen
di sebuah PTS Padang Sumbar. Aku sudah menikah dan punya 3 anak,
istriku cantik usia 24 tahun dan alim tapi aku tidak merasa puas dengan
satu istri saja dan aku masih ingin bersetubuh dengan wanita lain.
Apalagi kalau wanita itu berjilbab dan bertubuh sintal dan montok padat.
Waktu aku menyertai KKN para mahasiswa dan mahasiswi di sebuah desa di
daerah luar kota. Di desa itu, aku tinggal satu rumah dengan kelompokku
yang terdiri dari beberapa cowok dan 4 orang cewek. Dari 4 orang cewek
itu salah satunya adalah cewek semester 8 yang aku tahu cewek ini adalah
akhwat aktivis sebuah Partai.


Namanya Rifqoh asalnya Sumedang, berwajah manis lembut dan berkulit
bersih agak putih, kalem dan terlihat alim dengan pakaian panjang jubah
dan jilbab panjang yang selalu menutup rapat tubuhnya. Dia kuliah di
Padang karena ikut orang tuanya yang kebetulan berdinas di Padang. Aku
sih nggak terlalu akrab dengannya, disamping orangnya menjaga jarak
dengan cowok, aku juga dah punya istri dan anak. Tapi aku suka
mendekatinya, dan ingin agar dia mau jadi istri keduaku. Harapanku
menipis sebab Rifqoh dengan tegas menolak keinginanku. Aku tidak putus
asa, pendekatan kulakukan terus walau belum kelihatan hasilnya.


Akhirnya aku bertekat untuk memperkosa akhwat cantik berjilbab yang
bertubuh montok, sintal dan padat ini. Nah seminggu sebelum kita
mengakhiri KKN, kamar mandi buat cewek rusak akhirnya kita semua gantian
makai satu kamar mandi yang biasanya dipakai cowok. Cewek mandi lebih
dulu baru cowoknya. Dari 4 cewek itu biasanya yang paling terakhir mandi
adalah Rifqoh. Cewek akhwat aktivis ini biasanya hampir maghrib baru
mandi, sementara dari cowoknya aku yang paling pertama mandi sementara
yang lain ngalah setelah maghrib.


Entah gimana awalnya aku nggak ingat, ketika aku lihat Rifqoh masuk ke
kamar mandi tiba-tiba timbul niat isengku untuk ngintip cewek akhwat
aktivis ini mandi. Aku masih ingat waktu itu Rifqoh masuk ke kamar mandi
pakai jubah panjang biru kembang, pakai jilbab gede warna putih, pakai
kaus kaki juga sambil bawa handuk dan gayung berisi alat-alat mandi.
Lewat lubang kecil di kamar mandi, aku liat Rifqoh melepas semua kain
yang melekat di badannya. Mulai dari kaus kakinya, lalu jilbab putihnya
yang lebar, lalu jubah panjangnya terus BH dan celana dalam krem yang
dipakainya. Waktu itu aku hanya ternganga melihat tubuh bugil akwat
aktivis yang biasanya aku lihat dalam keadaan tertutup rapat kecuali
wajahnya dan tangannya aja. Waktu itu, baru pertama kalinya aku liat
cewek bugil tanpa busana selembar benangpun secara live selain di
internet atau VCD. Aku memang punya istri, tapi aku gak nyangka kalau
dalam keadaan telanjang bulat Rifqoh begitu mulus tanpa cacat.


Aku nyaris nggak percaya waktu pertama kali liat Rifqoh bugil bulat
seperti itu. Rifqoh ternyata mempunyai kulit yang putih mulus. Semula
aku menyangka istriku lebih putih dari Rifqoh kulitnya, tapi setelah
liat cewek akhwat aktivis ini bugil aku baru tahu kalo kulit Rifqoh tuh
lebih putih dan mulus dari kulit istriku mungkin kulitnya ketutupan
terus sih walaupun istriku juga akhwat berjilbab seperti Rifqoh. Body
Rifqoh juga ok banget, malah kayaknya body istriku yang lebih muda kalah
dengan cewek alim berjilbab lebar ini. Rambut Rifqoh panjang ikal
hitam, wajahnya manis, susunya tampak penuh mungkin ukurannya 34C dengan
puting yang kecoklatan, perutnya rata dengan pinggul yang besar,
memeknya montok dan tampak menonjol di antara kedua pahanya namun
bulunya abis dicukur bersih hingga kayak memek bayi, pahanya bulet padet
dengan betis yang mbunting padi, pantatnya juga montok dan besar.


Aku yang semula nggak nyangka bakal liat Rifqoh bugil gini, akhirnya
horny juga. Nggak nyangka bisa liat body sintal cewek alim aktivis
Partai kayak Rifqoh ini. Tapi yang bikin aku sangat kaget, ketika Rifqoh
baru beberapa kali mengguyur badannya dengan air, tiba-tiba akhwat
aktivis ini menggosok-gosok memeknya dengan tangannya. Tubuhnya mulai
menggelinjang dengan desahan yang keluar dari mulutnya. Ekspresi
wajahnya nampak merasakan kenikmatan, sementara aku liat bibir memeknya
tampak menjadi kemerahan oleh gosokan tengannya bahkan jarinya juga
memilin-milin kelentitnya.


Aku menjadi sangat terangsang melihat keadaan ini sehingga aku juga ikut
mengocok penisku. Mungkin sekitar 5 menit baru aku liat Rifqoh seperti
menjerit tertahan dengan nafas yang terengah, mungkin dia sudah klimaks.
Setelah tampak lemas beberapa saat cewek aktivcis ini meneruskan
mandinya. Waktu itu aku juga ikut ngocok liat Rifqoh masturbasi sampai
muncrat mani. Sejak saat itu, aku jadi ketagihan mengintip Rifqoh mandi.
Sayang sisa KKN cuman seminggu habis itu kita harus balik ke Bandung
lagi. Tapi dalam seminggu itu, tiap sore aku ngintip Rifqoh mandi sore
dan dari 7 kali ngintip, 4 kalinya aku liat Rifqoh masturbasi di kamar
mandi.


Sampai saat itu Rifqoh nggak tahu kalau waktu KKN, aku suka ngintip dia
waktu mandi dan masturbasi di kamar mandi. Cewek aktivis Partai yang
berwajah lembut dan manis itu tetep terlihat kalem, tampak alim dengan
pakaian panjang dan jilbab lebar yang menutup tubuhnya dan tetap jaga
jarak dari cowok. Cuman aku dah tahu rahasia cewek alim berjilbab yang
satu ini, kalau cewek ini punya nafsu yang tinggi… habis itu aku sering
berpikir jangan-jangan kebanyakan cewek akhwat aktivis seperti Rifqoh.


Uhhhh bikin horny jadinya neh. Saat dia masturbasi sewaktu mandi ke 4
kalinya keadaan sepi sebab para mahasiwa dan mahasiswi sedang ada urusan
ke kota sejak siang tadi. Maka sore itu aku bertekat untuk memperkosa
akhwat berjilbab lebar alim yang masih perawan ini. Aku seperti biasa
kembali mengintip Rifqoh mandi. Rifqoh kembali menjalankan aksinya,
ketika tubuhnya mulai menggelinjang dengan desahan yang keluar dari
mulutnya aku memotret Rifqoh yang sedang telanjang bulat itu. Sesudah
orgasme Rifqoh kembali mengenakan jubah panjangnya yang biru dan jilbab
lebarnya yang berwarna putih tapi dia nggak pakai lagi BH dan celana
dalam. Mungkin masih terangsang berat akhwat aktivis yang alim ini.


Dia membuka pintu kamar mandi dan keluar. Rifqoh kaget waktu melihat aku
sudah di depan pintu kamar mandi itu, pada waktu aku mengintip Rifqoh
beberapa kali sebelumnya aku sudah pergi sebelum Rifqoh sempat
melihatku. Tapi kali ini aku nggak pergi sebab aku bertekat ingin
menyetubuhi cewek alim berjilbab dan cantik serta berbodi padat ini. Aku
memegang tangan Rifqoh yang alim ini. Dia coba lepaskan pegangan
tanganku tapi aku memegang dengan kuat hingga Rifqoh nggak bisa lepas
tangannya.


“Sedang ngapain tadi di dalam? Rifqoh terangsang ya?” tanyaku dengan senyum dan setengah mengancam.


Rfqoh menggeleng sambil tersenyum di balik jilbabnya. Mata wanita alim
berjilbab lebar ini sempat memperhatikan situasi di luar kamar mandi
sesaat dan dia tidak melihat seorang pun di situ.


“Tapi aku punya fotonya mbak Rifqoh…” lanjutku sambil memandang sekujur tubuh Rfqoh yang berbalut jubah panjang itu.


Lalu kutunjukkan foto Rifqoh dalam keadaan bugil bulat dalam kamera HP
ku. Wanita berjilbab lebar ini hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil
tersenyum dengan pipi bersemu merah yang jelas terlihat olehku karena
lampu sedang menyala di depan kamar mandi itu.


“Nggak papa kok Pak…. nggak papa” ujar Rifqoh dengan muka tertunduk.


Aku masih sempat memperhatikan Rifqoh beberapa saat. Jubah warna biru
yang dipakai akhwat aktivis ini belakangnya namun aku punya senjata
untuk menaklukkan akhwat cantik ini, selain foto itu bisa kupakai
sebagai ancaman aku juga pengalaman bagaimana mengentot wanita, apalagi
kalau yang mudah horny kayak Rifqoh ini.


“Ya kalo nggak papa.. terserah saja gimana kalau fotomu ini aku sebar di
internet sayang?” tanyaku dengan setengah mengancam akhwat cantik yang
alim ini.


Rifqoh terlihat serba salah dengan ancamanku. Sementara jantungku
berdegup kencang melihat pantat montok wanita berjilbab ini terlihat
semakin membukit menggiurkan karena jubah bagian bawahnya tadi basah
tersiram air di dalam kamar mandi.


“Ouhh… gila pantatnya memang merangsang..” desisku dengan mata lekat memandang Rifqoh terutama bagian pantatnya.


Pantat Rifqoh yang besar dan montok memang terlihat jelas ketika dia
memakai jubah yang masih basah seperti saat ini. Jubah warna biru yang
dipakai akhwat alim yang cantik ini yang basah pada bagian pantat
tersebut membuat pantat bahenol aktivis Patrai semakin jelas terlihat
lebih-lebih tanpa celana dalam. Tak lama kemudian penisku ini mulai
menggeliat melihat pantat montok wanita berjilbab yang merangsang ini.
Rifqoh tidak menyadari bahwa dirinya telah membuat diriku yang kini
sedang memegang tangannya di dekat pintu kamar mandi terangsang. Aku
makin bernafsu dan berulang kali menelan ludah menahan libido birahi
melihat dan memegang tangan Rifqoh yang memiliki pantat besar dan
montok, walaupun pantat wanita berjilbab lebar ini masih tertutup jubah
panjang. Dalam jarak yang sangat dekat itu, mata ku nyaris tak berkedip
melihat kemontokan pantat Rifqoh yang terpampang di depan mata.


Meskipun pantat wanita berjilbab lebar ini masih tertutup jubah warna
biru, namun bentuk pantat akhwat mahasiswi cantik yang bundar dan
bahenol ini tak dapat disembunyikan jubah tersebut apalagi jubah
tersebut dalam keadaan basah. Belahan pantat Rifqoh dan bentuk pantatnya
yang tanpa celana dalam itu terlihat begitu jelas dalam balutan jubah
warna biru yang masih basah tersebut. Aku menjilat bibirku menahan
hasrat birahi menjilat kemontokan pantat wanita berjilbab lebar yang
alim ini. Aku kemudian menarik bagian bawah jubah panjang Rifqoh ke atas
sehingga separuh betisnya yang masih terbungkus kaus kaki itu terlihat
oleh diriku. Saat aku melihat betis Rifqoh yang indah walaupun masih
terlihat separuhnya kemudian melihat ujung jubah yang kutarik ke atas,
timbul keinginan pada dirinya untuk menyingkap jubah tersebut kian ke
atas.


Aku yang mulai dilanda birahi ini melihat ke sekitar yang memang sedang
tidak ada orang lainnya dan akhirnya aku menarik dan memaksa Rifqoh
masuk kamar di rumah penginapan para mahasiswa KKN yang tidak jauh dari
kamar mandi itu. Tanpa berpikir panjang, aku segara mendorong tubuh
akhwat berjilbab yang montok dan padat itu masuk kamar itu. Lalu dengan
hati-hati aku mengulurkan tanganku ke ujung jubah Rifqoh. Bibirku
menyeringai ketika aku mulai mengangkat ujung jubah yang dipakai akhwat
ini kian ke atas dengan tanganku. Rasa penasaran dan birahi terhadap
tubuh wanita berjilbab lebar yang selalu tertutup rapat ini terutama
pantat yang bahenol itu, membuat aku begitu bernafsu menyingkap jubah
Rifqoh. Mataku melotot ketika sebagian tubuh Rifqoh yang selama ini
tersembunyi dalam pakaian yang rapat tertutup, mulai terlihat dari dekat
bersamaan dengan tersingkapnya jubah yang dipakai wanita berjilbab
lebar ini. Bentuk sepasang betis wanita berjilbab lebar asal Sumedang
ini sangat indah namun sayang betis indah ini masih terbungkus kaus kaki
yang membungkus hingga mendekati lututnya membuat aku tidak bisa
menikmati kemulusan betis wanita berusia 26 tahun ini.


Aku kian bernafsu untuk mengangkat ujung jubah itu kian ke atas dan
perlahan kemudian paha putih mulus wanita berjilbab lebar ini mulai
terlihat yang membuat libidoku kian menggelegak. Nafasku mulai tersengal
menahan birahinya melihat pemandangan indah di depan matanya yang
merangsang birahinya. Sepasang paha wanita berjilbab lebar yang terlihat
putih mulus dan sangat menggiurkan. Paha Rifqoh yang putih mulus itu
terlihat sangat kontras dengan warna kaus kaki yang membungkus betisnya.
Baru kali ini aku melihat kemulusan paha wanita yang nyaris tanpa cacat
seperti paha Rifqoh ini. Sebuah keberuntungan yang teramat langka bisa
melihat kemulusan paha seorang wanita berjilbab lebar yang alim seperti
Rifqoh ini. Tanganku terus menyingkap jubah panjang yang dipakai akhwat
alim ini kian ke atas. Kain jubah panjang itu kian terangkat kian tinggi
hingga beberapa saat kemudian memek wanita berjilbab lebar yang tanpa
celana dalam mulai terlihat. Dengan libido yang kian menggelegak, aku
mengangkat jubah panjang Rifqoh kian ke atas dan sekejap kemudian ujung
jubah yang dikenakan akhwat alim ini tersingkap nyaris ke pinggang
wanita ini sehingga seluruh memek dan pantat akhwat berjilbab lebar ini
kini terpampang di depan mata keduaku.


Mulutku menyeringai penuh nafsu sementara mataku nyaris tak berkedip
memandang pantat Rifqoh yang mulus dan montok dengan keadaan tanpa
celana dalam sama sekali. Ketika pantat Rifqoh yang montok dan besar
dalam keadaan tertutup jubah panjang, telah membuat para lelaki
terangsang dan ingin meremasnya, apalagi saat pantat wanita berjilbab
lebar ini terlihat tanpa tertutup oleh celana dalam seperti yang aku
lihat sekarang. Belahan pantat yang menggiurkan itu terlihat sangat
jelas dan merangsang birahi bahkan karena posisi Rifqoh yang aku suruh
membungkuk sedikit menungging menyebabkan pantat akhwat Partai ini kian
terlihat montok membukit dan merangsang birahiku.


Bahkan ketika mataku menyusuri belahan pantat tersebut hingga ke arah
kemaluan wanita berjilbab lebar ini, aku jelas melihat belahan kemaluan
akhwat alim ini. Gundukan kemaluan Rifqoh tidak terbalut celana dalam
terlihat membukit mulus tanpa bulu membuat libidoku ini menggelegak.
Bulu-bulu kemaluan Rifqoh ternyata tidak terlihat sebab telah habis
dicukur oleh wanita berjilbab lebar asal Sumedang ini. Rifqoh masih
belum menunjukkan reaksi perlawanan atas ulahku kepada dirinya karena
dia kayaknya masih terangsang dengan masturbasi yang tadi dilakukannya
di dalam kamar mandi. Aku memang sudah tak mampu menahan birahiku
melihat pemandangan menggiurkan yang terpampang di depan mataku.


Dengan penuh birahi, tanganku terulur menyentuh belahan kemaluan wanita
berjilbab lebar ini lantas dengan penuh birahi bukit kemaluan yang tanpa
terbungkus celana dalam itu kuremas-remas. Rifqoh terlonjak kaget luar
biasa, ketika wanita berjilbab lebar ini merasakan ada tangan yang
meremas-remas bukit kemaluannya. Secara refleks Rifqoh menegakkan
tubuhnya sambil berusaha menepis tanganku yang tengah meremas
kemaluannya. Dengan rasa terkejut yang luar biasa, wanita berjilbab
lebar ini memandangku.


“Ahhhhh….” Rifqoh memekik dengan mata membelalak ketika wanita berjilbab
lebar ini menyadari jubah yang dipakainya telah disingkap hingga
terlihat memek dan pantatnya dan wanita berjilbab lebar ini melihat aku
sedang menyeringai penuh nafsu ketika menyingkap jubahnya.


Wajah Rifqoh yang cantik tertutup jilbab lebarnya dan sepasang matanya
yang bulat menyorot diriku dengan penuh kemarahan yang bercampur dengan
kekagetan luar biasa.


“Mau apa Pak?” bentak Rifqoh dengan nada bergetar menahan kemarahan.


Mata wanita berjilbab lebar ini berkilat-kilat penuh kemarahan dan rasa
terhina. Tubuh wanita berjilbab lebar ini menggigil menahan kemarahan
dan rasa terhina, namun aku yang tengah dilanda birahi hanya terkekeh
sambil terus memeluk pinggang akhwat aktivis ini.


“Jangan macam-macam.. Pak.. bapak kan sudah punya istri!” Kembali Rifqoh
membentak diriku lagi namun bentakannya kali ini mulai diliputi rasa
takut.


Wanita berjilbab lebar ini memang tidak perlu jawaban dariku di kamar
penginapan mahasiswa tersebut. Wanita berjilbab lebar ini beruasaha
melepaskan diri ketika aku makin memperkuat pelukanku. Sorot mata Rifqoh
dari balik jilbabnya yang semula menyiratkan kemarahan dan kebencian
mulai berubah menjadi sorot mata ketakutan dan kecemasan. Rifqoh tidak
menduga akan ada seorang dosen seperti diriku yang berani berbuat kurang
ajar kepadanya, namun wanita berjilbab lebar ini tidak sempat
memikirkan hal itu lebih lama karena aku mendesaknya menuju kasur tempat
tidur kamar itu sambil tertawa. Wanita berjilbab lebar ini mencoba
berontak melepaskan diri namun akhirnya dia tersudut di kasur tempat
tidur.


“Jangaaaan.. jangaaaan..” pinta Rifqoh dengan nada gemetar.


Kemarahan wanita berjilbab lebar ini telah berganti dengan ketakutan.
Nada suara Rifqoh mulai menghiba ketika dia melihat tidak ada cara untuk
lolos dari diriku bertubuh kuat ini yang tengah dilanda birahi. Mata
wanita berjilbab lebar yang jadi akhwat aktivis tampak mulai berair
sedangkan tubuhnya tampak gemetar ketakutan. Aku yang tengah dilanda
birahi seakan tidak mendengar suara Rifqoh yang menghiba ketakutan ini.
Aku terkekeh-kekeh melihat Rifqoh tersudut ketakutan di kasur kamar itu.


Libidoku kian menggelegak sehingga dengan cepat, aku memeluk lebih erat
wanita berjilbab lebar yang telah merangsang birahiku ini.


“Jangaaan… tidaaaaak” jerit Rifqoh ketika aku memeluknya.


Wanita berjilbab lebar ini meronta-ronta dengan panik. Rifqoh
menjerit-jerit panik ketakutan sambil meronta-ronta berusaha lepas dari
pelukanku ini, tangan wanita berjilbab lebar ini mencakar-cakar diriku
dengan kalap. Baginya lebih baik mati daripada kehormatannya sebagai
seorang wanita alim berjilbab lebar dinodai oleh laki-laki terlebih oleh
diriku yang dia tahu sudah punya istri dan anak. Rifqoh terus
menjerit-jerit minta dilepaskan. Tubuh wanita berjilbab lebar ini
meronta-ronta dengan kuat dalam pelukanku. Namun apalah arti tenaga
seorang wanita seperti Rifqoh dibanding tenaga seoarang laki-laki
bertubuh kekar seperti diriku. Walaupun tinggi badanku hanya berbeda 2
cm lebih tinggi dari Rifqoh, namun tubuhku cukup kuat, maka dalam
sekejap aku mampu mengatasi perlawanan wanita berjilbab lebar yang telah
merangsang birahiku ini. Tubuh Rifqoh hanya mampu mengejang ketika
kemudian tanganku kembali meremas-remas pantatnya yang montok dan ketika
tangan itu mulai menyingkap jubahnya ke atas hingga terlihat pantatnya
yang tanpa terbalut celana dalam, wanita berjilbab ini hanya mampu
menangis sambil memohon untuk dilepaskan.


“Ahhhh. Jangaaaan!” Rifqoh terpekik ketika kemudian dengan kasar tanganku kembali meremas-remas memek akhwat alim ini.


Tubuh wanita berjilbab lebar ini menggigil menahan rasa malu yang belum
pernah dirasakan sebelumnya. Namun aku memang telah dikuasai nafsu
birahi. Melihat pantat mulus Rifqoh yang telanjang, mataku melotot
dengan mulut yang menyeringai liar penuh nafsu melihat pantat wanita
berjilbab ini. Aku adalah seorang laki-laki yang mempunyai pengalaman
dengan wanita sebab aku sudah punya istri, namun baru kali ini aku
melihat pantat wanita yang demikian putih mulus dan montok menggiurkan.
Aku menyeringai sambil mengelus-elus pantat telanjang Rifqoh yang putih
mulus di depanku.


Nafsu birahiku semakin menggelegak sehingga dengan bernafsu aku kini
meremas-remas pula tetek Rifqoh yang masih kencang karena belum pernah
dijamah tangan laki-laki itu. Berulangkali Rifqoh menghiba minta
dilepaskan namun aku yang telah dipenuhi dengan nafsu birahi ini seakan
tidak mendengarnya. Aku memang terangsang hebat, penisku tegang mengeras
dan nafasku mendengus liar di sela-sela belahan paha wanita berjilbab
lebar ini. Ketika kepalaku sudah berada di antara dua paha Rifoqh, aku
merenggangkan kedua paha wanita berjilbab lebar ini. Rifqoh masih
berusaha melawan ketika pahanya hendak kurenggangkan dengan tetap
berusaha untuk mengatup, namun akhirnya wanita berjilbab lebar ini
menyerah oleh keinginanku.


“Jangaaan… ahhhhhh” pekik Rifqoh dengan tubuh menggelinjang ketika
wanita alim berjilbab lebar ini merasakan jilatan lidahku mulai
menyusuri belahan kemaluannya yang masih rapat itu dengan bulu-bulu
kemaluannya yang telah dicukur habis.


“Hmm.. Jembutnya dicukur ya… wanita berjilbab memang jembutnya dicukur
habis aku suka memekmu sayang…. wangi sih..” ujarku menghentikan
jilatanku sebentar.


Bukit kemaluan Rifqoh yang montok. Gundukan kemaluannya putih mulus
kemerahan. Rifqoh yang masih tertutup jilbab lebar memerah mendengar
komentarku mengenai memeknya, namun akhwat aktivis Partai hanya terdiam.
Rifqoh sudah merasa putus asa sehingga ketika aku membalikkan badannya,
wanita berjilbab lebar ini hanya bisa pasrah. Akhwat alim ini memang
tidak lagi melihat jalan keluar dari cengkramanku, hanya sebuah
keajaiban yang bisa menyelamatkan dari birahiku ini. Rifqoh mengigit
bibirnya kuat-kuat ketika aku jongkok di depannya lantas membenamkan
wajahku ke arah selangkangannya. Yang aku adalah kemaluan Rifqoh.
Gundukan kemaluan wanita berjilbab lebar ini terlihat membukit di tengah
selangkangannya yang tanpa bulu dan memeknya berwarna putih kemerahan.
Aku menempelkan wajahku di tengah selangkangan Rifqoh lantas dengan
bernafsu dia menciumi bagian tubuh wanita alim yang paling pribadi ini.
Rifqoh hanya mampu menggelinjang ketika kemaluannya kuciumi dan lantas
dijilati oleh lidahku, sehingga tidak berapa lama kemudian kemaluan
wanita berjilbab lebar yang tanpa bulu kemaluan itu terlihat basah oleh
jilatanku.


Tubuh Rifqoh semakin menggelinjang jalang dan mulut di balik jilbab itu
mendesis ketika kemudian aku melumat bibir memeknya yang merekah
kemerahan dengan liar penuh birahi. lantas mengunyah-ngunyah bukit
kemaluan yang montok itu.


“Ahhhh.. jangaaaan… ahhhh” rintih Rifqoh dari balik jilbab lebarnya yang membuat aku semakin bernafsu.


Semula Rifqoh berusaha sekuat tenaga agar dia tidak terangsang oleh
permainan lidahku, tapi akhwat aktivis Partai ini memang mudah
terangsang dan tak mampu membendung birahinya oleh rangsanganku.
Akhirnya tubuh wanita berjilbab lebar ini menggelinjang hebat ketika aku
menguak bibir kemaluannya lalu dengan cara yang luar biasa aku
menghisap kelentit akhwat cantik ini dengan kuat.


“Ahhhhhhhhhhhhhh..” rintih Rifqoh yang masih memakai jilbab lebar ini.


Ketika aku kembali mengulang-ulang hisapan yang luar biasa terhadap
kelentit Rifqoh, wanita berjilbab lebar ini hanya bisa merintih-rintih
dan mendesah penuh birahi dengan desahan yang merangsang libido. Tubuh
wanita berjilbab lebar ini menggelinjang-gelinjang liar dan tak lama
kemudian kemaluan akhwat aktivis ini menjadi basah kuyup oleh cairan
yang keluar seiring kenikmatan yang dirasakannya. Selama hidupnya baru
kali ini Rifqoh diperlakukan seperti ini dan baru pertama kali ini
wanita berjilbab lebar ini mendapat kenikmatan yang luar biasa seperti
sekarang ini.

Tubuh Rifqoh terduduk di kasur kamar itu. Kedua tangannya yang semula
bertumpu pada kasur menahan tubuhnya yang mulai menggelinjang, namun
karena dorongan birahi yang dirasakannya salah satu tangan wanita
berjilbab lebar ini kemudian memegang kepalaku dan menekan kepalaku
kuat-kuat ke arah selangkangannya. Sebuah pemandangan yang teramat
langka ketika seorang wanita cantik berjubah panjang dan berjilbab lebar
dengan jubah panjang yang tersingkap sementara seorang laki-laki
membenamkan wajahnya di tengah-tengah selangkangan wanita berjilbab yang
mendesah dan merintih penuh kenikmatan dari balik jilbabnya tersebut.
Entah karena imannya yang tengah lemah atau memang karena libidonya yang
tinggi, Rifqoh justru mulai terlena oleh rangsangan-rangsangan yang aku
lakukan ini.Di saat wajahku terbenam di antara dua paha mulus Rifqoh,
tanganku menggerayangi bagian dada wanita berjilbab yang montok membukit
dan masih kenceng ini. Tanganku menyusup di balik jilbab lebar yang
dipakai Rifqoh hingga tanganku merasakan gundukan montok dan kenyal di
dada wanita berjilbab lebar ini. Tanpa diduga, Rifqoh yang telah
kehilangan kendali atas dirinya akibat kenikmatan yang dirasakannya
justru menyampirkan jilbab lebarnya ke punggungnya seakan mempersilahkan
tanganku untuk menggerayangi dadanya bahkan wanita berjilbab lebar yang
masih perawan ini sendiri yang membuka 3 kancing jubahnya bagian atas
satu persatu, kemudian mengeluarkan sepasang buah dadanya sendiri dari
balik jubah yang dipakainya.


Sejenak aku mendongak ke atas melihat reaksi Rifqoh yang tidak kuduga
itu. Mataku melotot penuh nafsu melihat sepasang buah dada Rifqoh yang
montok putih mulus dengan puting susu kemerahan itu telanjang tanpa
penutup lagi. Mulutku terkekeh melihat buah dada Rifqoh lalu dengan
bernafsu tanganku mengelus-elus lantas meremas-remas sepasang payudara
wanita berjilbab yang telanjang itu. Sepasang payudara montok berukuran
34 C yang putih mulus di dada Rifqoh terasa kenyal di tanganku yang
meremas-remasnya. Dan puting susu kemerahan yang telah mengeras itu pun
aku pelintir dan tarik-tarik membuat tubuh wanita berjilbab lebar ini
menggelinjang jalang.


Akhwat alim ini hanya merintih-rintih dan memekik-mekik lirih dari balik
jilbabnya dengan tubuh yang menggelinjang-gelinjang menahan birahinya.
Rifqoh menggelinjang jalang ketika berulangkali kelentit wanita
berjilbab alim ini aku jilat dan hisap dengan kuat lantas puting susunya
yang kemerahan kupelintir dengan pelintiran yang luar biasa. Mata
wanita jilbaber yang bulat ini terlihat sayu menahan birahi yang
melandanya, nafasnya terdengar memburu di balik jilbab lebar putihnya,
kemaluannya yang tengah kujilati juga telah basah oleh cairan kenikmatan
yang berulangkali terpancar.


Melihat Rifqoh sudah dilanda birahi, aku segera berdiri di depan wanita
berjilbab lebar ini. Aku memandang Rifqoh dengan penuh nafsu ketika
melihat wanita berjilbab tersingkap jubahnya hingga terlihat kemaluannya
yang mulus lalu sepasang payudara montok dan kencang akhwat alim ini
tampak mencuat dengan puting susu kemerahan yang tegak mengeras.
Payudara putih mulus itu tampak kontras dengan jubah biru yang dipakai
aktivis Partai ini. Aku tidak menyangka akan menikmati Rifqoh dalam
kedaan seperti ini, padahal sebelumnya aku tidak pernah menyentuh wanita
berjilbab lebar ini kecuali hanya dapat mengintip ketika dia mandi tadi
bahkan membayangkannyapun tidak.


Di depan Rifqoh yang tengah birahi, aku melepas celana yang sedang
kupakai ini disusul dengan melepas celana dalamku, sehingga mencuatlah
kontolku yang membuat mata wanita berjilbab lebar ini terbelalak.


“Ihhh..” desah spontan Rifqoh dari balik jilbabnya.


Wanita berjilbab lebar ini memalingkan wajahnya dengan wajah memerah
oleh rasa malu melihat penisku karena baru kali ini Rifqoh melihat penis
lelaki. Aku terkekeh melihat sikap Rifqoh.


“Kenapa melengos mbak?.. Ayo lihat aja” kataku sambil memalingkan paksa
wajah wanita berjilbab lebar ini agar kembali melihat penisku.


Rifqoh yang tengah dilanda birahi itu tak mampu menolak ketika aku
memaksanya untuk melihat penisku. Mata wanita berjilbab lebar yang bulat
ini kian membelalak lebar ketika akhirnya dia kembali melihat batang
penisku. Rifqoh menggigit bibirnya kuat-kuat menahan gejolak birahi
dengan mata lekat memandang penisku yang hitam karena aku sudah pernah
ngentot dengan perempuan, besar dan panjang dan di mata wanita bercadar
ini penisku berukuran luar biasa. Batang penisku berukuran besar dan
panjang dengan urat-urat kejantanan yang menonjol berkilat-kilat. Penis
hitam tersebut dihiasi bulu-bulu kemaluan yang tumbuh dengan lebat namun
terlihat rapi terawat membuat Rifqoh betah memandangnya.


Aku terkekeh melihat mata wanita berjilbab lebar ini memandang penisku
yang tegang dengan pandangan nyaris tak berkedip. Aku jadi sangat
terangsang melihat mata Rifqoh itu yang tampak sangat menikmati penisku
bahkan ketika aku meraih tangan Rifqoh dan menuntunnya untuk menggenggam
batang penisku, wanita alim ini tak melawan. Batang penisku yang hitam
terlihat sangat kontras ketika berada dalam genggaman jari-jemari Rifqoh
yang putih dan halus.


“Elus-elus aja mbak.. Rifqoh.”desisku bergetar oleh nafsu birahi.


Entah dorongan dari mana, seketika itu pula jari jemari Rifqoh yang
putih dan halus tersebut mengusap-usap lantas mengelus-elus batang penis
yang telah membuat wanita berjilbab lebar ini takjub dan terangsang
melihatnya. Aku merem melek, ketika jari-jemari Rifqoh yang lembut dan
halus mengelus-elus batang kejantananku.


“Kalo di Sumedang namanya apa?’ tanyaku nakal.


Rifqoh yang tengah mengelus-elus penisku memandang ku sejenak.


“Kontol!” jawab wanita berjilbab lebar ini sambil kembali menatap penisku yang tengah dinikmati oleh tangannya


Aku terkekeh mendengar jawaban Rifqoh. Ternyata seorang wanita berjilbab
ledar yang alim seperti Rifqoh bisa mengucapkan kata kontol juga.


Beberapa saat kemudian aku sudah tak mampu menahan birahi lagi. Aku
segera mendudukkan Rifqoh di tepi ranjang lantas aku membuka kedua paha
Rifqoh lebar-lebar sehingga kemaluan wanita berjilbab lebar ini terlihat
merekah di depanku. Birahiku menggelegak melihat kemaluan Rifqoh
terpampang di depanku dengan paha yang terbuka lebar. Kemaluan wanita
berjilbab lebar yang tanpa bulu kemaluan itu terlihat basah. Bibir
kemaluan wanita berusia 25 tahun itu terlihat sangat memerah dan merekah
serta merangsang birahi.


Aku menyeringai ketika tangan Rifqoh yang masih menggenggam penisku
menarik batang kejantanan ini ke arah kemaluan wanita berjilbab lebar
ini.


“Kenapa Qoh…udah nggak sabar yah?” tanyaku sambil terkekeh namun Rifqoh tidak menjawabnya.


“Mmmmhhhh..” desah Rifqoh ketika penis besar itu mulai menyentuh bibir kemaluannya yang merah merekah.


Penis besar yang ada dalam genggamannya didorongnya kian ke dalam dan
secara refleks kedua paha wanita berjilbab lebar ini membuka lebar.
Tubuh wanita cantik jilbaber ini tersentak ketika kemudian aku yang
mendorong penis besarku memasuki dan menyusuri liang vaginanya yang
masih perawan itu semakin dalam. Rifqoh menggelinjang ketika wanita
berjilbab lebar ini merasakan hangat dan besarnya penisku masuk dalam
liang memeknya yang masih rapet itu hingga amblas di dalamnya. Akhirnya
berhasil juga aku memerawani dan menjebol memek akhwat cantik yang masih
rapet ini.


“Ahh… ahh.. ssshhh.. sakit.. pak… pelan-pelan dulu ya.” desah Rifqoh ketika kemudian aku mulai menggerakkan penis maju mundur.


Secara refleks wanita aktivis Partai ini menggoyangkan pinggulnya
mengimbangi gerakan kontolku ini yang semakin lama semakin cepat.


Mata Rifqoh merem melek ketika penis besarku mengaduk-aduk liang
vaginanya. Mulut wanita berjilbab lebar ini meracau sambil merintih
merasakan kenikmatan yang belum pernah didapatkan seumur hidupnya dari
siapa pun.


“Ahh.. ahh.. sshhh..” desah wanita berjilbab ini menggairahkan di tengah suara beradunya tubuh kami berdua.


Rifqoh tidak sadar ketika kemudian kedua kaki akhwat jilbaber yang masih
terbungkus kaus kaki ini menjepit tubuhku. Tubuh wanita berjilbab ini
terguncang-guncang oleh gerakan ritmis dariku yang begitu bernafsu
menyetubuhinya. Nafasku mendengus-dengus oleh libido yang menggelegak
liar ditingkahi nafas Rifqoh yang memburu di balik jilbab dan jubah
panjang yang dipakai wanita ini. Berulangkali wanita berjilbab ini
merintih dan mengerang merasakan nikmat dengan tubuh menggelinjang
hebat. Mata Rifqoh merem melek menikmati penisku yang mengaduk-aduk
memeknya dan membuat tubuh wanita berjilbab ini terguncang-guncang.


Ketika tubuh Rifqoh terguncang-guncang, sepasang payudara montok dan
masih kencang yang putih mulus di dada wanita berjilbab lebar ini ikut
terayun-ayun. Mataku melotot melihat payudara Rifqoh yang telanjang
terayun-ayun di depannya, mulutku tak sabar mau segera melumat dan
mengunyah-ngunyah sepasang payudara di dada wanita berjilbab ini secara
bergantian. Sekejap kemudian payudara Rifqoh yang putih mulus itu
dipenuhi bilur-bilur kemerahan bekas gigitanku. Rifqoh hanya mampu
merintih di balik jilbabnya ketika buah dadanya yang montok aku lumat
dan kunyah-kunyah secara bergantian. Tubuhnya menggelinjang dengan
jalang saat kedua puting susunya kuhisap dengan kuatnya dan penuh nafsu.


Aku yang telah puas menikmati buah dada montok dan kenyal Rifqoh ketika
melihat wajah akhwat alim ini masih memakai cadar, mendadak timbul rasa
penasaran untuk mencopot jilbab lebar akhwat asal Sumedang ini. Aku
memang pernah melihat wajah Rifqoh tanpa jilbab ketika mengintip dia
mandi yang memang terlihat cantik, namun aku masih penasaran terhadap
wajah Rifqoh yang sepenuhnya. Akhirnya aku segera mencopot jilbab
dipakai Rifqoh ini hingga terlihat wajah akhwat cantik ini terpampang di
depanku.


Gerakan ritmisku menyetubuhi Rifqoh mendadak terhenti ketika wajah
wanita berjilbab lebar ini telah terpampang di depanku dengan tanpa
jilbab lebarnya. Dadaku berdesir ketika matanya menatap wajah Rifqoh
yang tidak lagi tertutup jilbab. Wajah wanita berkulit putih ini
terlihat sangat cantik bahkan lebih cantik dibandingkan ketika aku intip
dia ketika sedang mandi.


“Cantiknya….” desisku yang membuat wajah Rifqoh merona merah.


Wajah cantik Rifqoh yang tengah terangsang semakin membuatku makin
bernafsu apalagi ketika aku melihat bibir kemerahan yang sensual Rifqoh
tampak terbuka menggairahkan.


Melihat mulut Rifqoh dengan bibir sensual yang terbuka, aku segera
melumat bibir akhwat cantik ini dengan buas. Aku terkejut ketika
ternyata lumatanku ini segera dibalas oleh akhwat alim ini bahkan kedua
tangan wanita ini melingkar ke punggungku. Aku pun makin liar, sementara
penis besarku kembali mengaduk-aduk kemaluan Rifqoh dan kembali akhwat
aktivis ini terguncang-guncang di ranjang. Rambut Rifqoh yang selama ini
tersembunyi dalam jilbab lebarnya ternyata sangat indah. Rambut wanita
asal Sumedang ini tampak hitam legam dan panjang ikal hingga punggung.
Setelah itu tanganku segera melepas jubah biru kembang yang dipakai
Rifqoh dan disusul dengan kaus kaki yang membungkus kedua betis wanita
alim ini hingga akhirnya tubuh Rifqoh telanjang bulat tanpa sehelai
benangpun menutupinya.


Sulit dipercaya memang, tubuh wanita berjilbab lebar yang semula
tertutup rapat dari ujung rambut sampai ujung kaki kini telanjang bulat
tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya yang montok dan sintal.


Aku semakin bernafsu menyetubuhi Rifqoh setelah wanita berjilbab ini
telanjang bulat dan aku kian erat memeluk wanita yang bukan istriku ini.
Tubuh akhwat alim yang montok dan sintal serta berkulit putih mulus
tanpa cacat dan berbau harum adalah ciri tubuh wanita yang selama ini
aku idamkan. Aku telah menikah namun baru pertama kali bersetubuh dengan
wanita seperti Rifqoh. Kulit Rifqoh yang putih mulus tampak terlihat
kemerah-merahan di sana-sini bekas cumbuan dan gigitanku. Leher akhwat
aktivia yang alim ini terlihat beberapa cupang yang memerah lantas
dadanya yang montok membukit juga penuh bekas cumbuan dan gigitanku yang
tengah dilanda birahi ini.


Rifqoh juga merasakan kenikmatan persetubuhan yang terlarang ini. Pantat
akhwat alim ini terus bergoyang mengikuti gerakan penisku yang
mengaduk-aduk liang kemaluannya. Berulang kali tubuh wanita ini
menggelinjang liar dengan mulut yang mendesah dan menjerit ketika
berulang kali dia merasakan kenikmatan persetubuhan yang terlarang ini.
Rifqoh sudah tidak memperdulikan dirinya sebagai wanita berjilbab lebar,
nalurinya sebagai wanita normal yang punya birahi membuatnya ikut
menikmati persetubuhan yang terlarang ini.


Wanita asal Sumedang ini mengakui keperkasaanku dalam menyetubuhinya dan
persetubuhan itu semakian lama semakin liar yang membuat Rifqoh nyaris
tidak merasakan ketika kemudian persetubuhan itu berpindah di atas kasur
kamar penginapan ini.


Kamar yang tergolong sempit itu menjadi saksi pergumulan kami, dua orang
manusia lain jenis yang saling berpacu dalam birahi itu di ranjang
kamar ini. Dengusan nafas penuh birahi ditingkahi desahan dan rintihan
serta ditingkahi bunyi khas beradunya dua tubuh yang tengah bersetubuh
ini memenuhi kamar penginapan kami. Tubuh Rifqoh yang putih mulus tampak
sangat kontras dengan tubuhku yang sawo matang kecoklatan kekar ketika
kami berdua bergulat dan bergumul. Beberapa kali terdengar erangan dan
jeritan Rifqoh penuh kenikmatan sambil memelukku namun persetubuhan yang
liar itu tak kunjung selesai.


Sekitar setengah jam kemudian tubuh Rifqoh yang semula
menggelinjang-gelinjang dengan jalang perlahan mulai melemah. Akhirnya
tubuh akhwat alim ini terkulai lemas, matanya terpejam dengan tubuh
terlentang di bawah tindihanku. Nafas Rifqoh masih memburu dengan liar
namun dia tidak lagi mengimbangi gerakanku seperti semula walaupun
tubuhnya masih teguncang-guncang oleh gerakanku yang masih mengaduk-aduk
kemaluannya.


Agaknya akhwat alim ini telah kehabisan tenaga dan tak mampu mengimbangi
keperkasaan diriku. Wanita ini hanya membuka pahanya lebar-lebar namun
dia hanya terlentang lemas dan tak mampu lagi menggerakan pinggulnya
seperti semula. Rifqoh hanya pasrah sambil menikmati penis besarku yang
tengah mengaduk-aduk liang vaginanya ditingkahi dengusan nafasku yang
kasar.


Sekitar sepuluh menit kemudian, Rifqoh merasakan tubuhku mengejang hebat
dan kemudian aku menggeram liar bagaikan geraman seekor singa dan
bersamaan dengan itu Rifqoh merasakan penis besarku melesak ke dalam
memeknya hingga ke dasar menyentuh rahimnya.


“Aghhhhhhhhhhhh..” geramku sambil memeluk Rifqoh kuat-kuat.


Rifqoh tersentak ketika dia merasakan cairan hangat memancar deras
secara bergelombang dari penisku ke dalam kemaluannya disertai eranganku
yang penuh kenikmatan yang mirip erangan seekor singa jantan. Cairan
kenikmatanku itu terasa begitu banyak memenuhi rahim dan liang
kemaluannya sehingga Rifqoh merasakan cairan dari penisku yang hangat
itu meleleh bercampur darah perawan akhwat alim ini, keluar menyusul
cairan kenikmatannya yang telah keluar berulang kali sebelumnya.


Sejenak kemudian kamar itu terasa sunyi, hanya terdengar suara desahan
nafasku ditingkahi desah nafas Rifqoh yang masih terlentang pasrah di
bawah tindihanku ini. Perlahan kemudian aku mencabut penisku dari liang
kemaluan akhwat alim yang telah daku setubuh ini. Kepuasan tampak
terlihat Rifqoh dan aku juga merasa puas sekali..


Aku yang masih belum memakai celana ini berdiri sambil memandangi tubuh
telanjang Rifqoh yang masih tergeletak di kasur kamar itu. Selama ini
aku tidak pernah membayangkan bisa melihat tubuh telanjang seorang
wanita berjilbab lebar yang alim, namun malam ini tubuh wanita berjilbab
lebar yang menjadi mahasiswiku ini telanjang bulat di depanku setelah
aku puas menyetubuhinya. Melihat tubuh Rifqoh yang telanjang bulat,
timbul keinginan diriku ini untuk menyetubuhinya kembali.


“Mbak Rifqoh, saya sebenernya masih pengen lagi tapi saya takut yang
lain keburu datang…. besok aja kita ulangi lagi.. mbak montok dan
sintal..” ujarku akhirnya.


Sebelum aku meninggalkan kamar itu, aku sempat memagut bibir Rifqoh dan
melumatnya. Rifqoh yang masih lemas ini ikut membalas pagutanku ini,
sehingga beberapa lama kedua bibir kami menyatu. Bukan hanya bibir
Rifqoh saja yang aku lumat, namun bibir kemaluan akhwat alim yang
merekah kemerahan juga kemudian aku lumat dengan bibirku. Tubuh Rifqoh
hanya menggelinjang jalang ketika aku melumat bibir kemaluannya dengan
buas.


“Mbak segera mandi dan pakai kembali pakaianmu.. teman-teman kita akan segera datang” kataku sambil memakai celanaku kembali.


Setelah itu aku bergegas keluar dari kamar itu dan menutup pintunya,
meninggalkan Rifqoh yang masih terlentang lemas di kasur kamar itu.


Aku tidak langsung pergi tapi ingin mengintip bagaimana reaksi Rifqoh
sepeninggalku. Rifqoh bangkit berdiri dan perlahan-lahan kesadarannya
sebagai seorang wanita berjilbab lebar mulai timbul. Tubuh Rifqoh
bergetar hebat ketika wanita ini mulai menyadari perbuatan yang baru
saja terjadi dan sedetik kemudian tangis akhwat alimini pecah sambil
menutup muka dengan kedua telapak tangannya. Tubuh wanita ini
terguncang-guncang saat dia terisak-isak menyesali perbuatannya. Rasa
malu dan rasa bersalah yang sangat hebat melanda dirinya ketika wanita
ini teringat dia ikut menikmati persetubuhan terkutuk itu oleh dorongan
nafsunya.


Wanita berjilbab lebar yang merasa kehormatannya telah tercemar dan
merasa telah berkhianat terhadap komitmennya ini meratap penuh
penyesalan bahkan rasanya dia ingin bunuh diri daripada hidup dengan
kehormatan yang telah tercemar seperti saat ini. Di tengah ratapan
penyesalannya, aku kembali masuk kamar dan menghiburnya aku tidak sampai
hati mempermainkan akhwat alim ini.


”Sekarang mau kan nikah sama aku dan jadi istri keduaku?” tanyaku.


Rifqoh tetap bertekad untuk menolakku sampai kapan pun untuk menikah
dengan diriku. Akhirnya aku bertekat untuk menyetubuhi akhwat alim ini
berkali-kali hingga dia hamil.Ya, aku bertekat untuk menghamili Rifqoh.


Esok harinya rombongan KKN kembali lagi ke Padang. Namun tekadku untuk
menghamili Rifqoh bukan hal yang mudah untuk diwujudkan karena setelah
kejadian malam di tempat KKN itu, Rifqoh selalu menghindar dariku. Tapi
kesempatan itu aku dapatkan lagi ketika kedua orang tua Rifqoh pergi
keluar kota untuk suatu urusan selama satu minggu. Ketika tahu hal itu,
malam harinya aku ke rumah Rifqoh dan menyelinap ke dalam kamarnya dan
berniat mengulangi perbuatanku kepada wanita berjilbab lebar ini. Aku
memang semula merasa kaget ketika Rifqoh berusaha melawan dengan sengit,
namun apalah arti tenaga seorang wanita seperti Rifqoh bagi diriku yang
bertubuh kekar dan tengah dilanda birahi, selain itu Rifqoh sendiri
sangat tinggi birahinya. Dengan mudah aku melumpuhkan perlawanan wanita
berjilbab lebar ini lalu dengan leluasa aku menyetubuhinya dan
melampiaskan nafsuku terhadap wanita berjilbab ini. Sudah tiga kali aku
menyelinap ke dalam kamar Rifqoh dan tiga kali pula aku mampu
menyetubuhi wanita berjilbab lebar ini. Suasana rumah yang sepi tersebut
ternyata menjadi neraka bagi wanita berjilbab tersebut.


Ada yang berubah pada diri Rifqoh setelah tiga minggu aku setubuhi.
Menurut teman-temannya, Rifqoh sekarang berubah menjadi sangat pendiam
dan wanita berjilbab ini sering melamun. Aku kemudian kembali
menawarinya agar dia mau menikah denganku dan jadi istri keduaku. Jiwa
Rifqoh terlihat labil, namun yang sesungguhnya terjadi wanita berjilbab
lebar kalut karena setelah aku setubuhi, tiba-tiba Rifqoh sering
muntah-muntah.


Saat itulah Rifqoh nampak cemas dan diam-diam wanita berjilbab ini minta
dibelikan alat tes kehamilan kepadaku. Ketika alat tes kehamilan itu
dipakainya, tubuh wanita berjilbab lebar ini gemetar karena dia melihat
alat tes kehamilan itu menunjukkan bahwa dirinya kini positif hamil dan
dia mengetahui bahwa yang membuatnya hamil adalah diriku, laki-laki yang
dia benci.


Aku kemudian datang melamar Rifqoh kepada orang tuanya. Mulanya orang
tuanya tidak setuju Rifqoh harus menikah denganku sebab aku sudah punya
istri dan tiga anak. Orang tua Rifqoh memang anti poligami. Dengan
sangat menghiba Rifqoh meminta keluarganya untuk mengizinkannya menikah
dengan diriku Rifqoh tidak mau menyebutkan alasannya secara terperinci.


Akhirnya, orang tuanya mengizinkan aku menikah dengan wanita berjilbab lebar asal Sumedang ini.


Betapa senang hatiku karena aku akhirnya berhasil mempunyai istri cantik
dan alim juga punya tubuh yang montok, sintal dan padat sepeti Rifqoh.
Apalagi aku punya anak dari wanita alim berjilbab lebar ini, selain
anak-aanak dari istri pertamaku. Lain kali aku akan cari lagi wanita
alim berjilbab untuk jadi istri ketigaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar