Senin, 11 Juni 2012

Ini adalah pengalaman pribadiku waktu masih SMA.


Waktu itu HP masih menjadi barang mahal, untuk janjian dengan pacar atau cuma sekedar PDKT masih sering menggunakan surat. Setiap hari teman-temanku baik laki-laki atau perempuan sibuk menulis surat untuk orang yang dikaguminya, Tapi tidak denganku. Memang ada satu wanita yang selalu aku impikan untuk menjadi pacarku, teman-teman memanggilnya Ria.

Anaknya cantik, sexy, dan juga kaya. Mungkin karena hidupnya yang sempurna yang membuat aku tidak berani mendekatinya. Aku selalu berhayal tentang dia, tapi aku tahu diri. Jangankan pacaran, untuk biaya sekolah saja aku harus kerja keras, karna penghasilan keluargaku yang pas-pasan.

Namun aku tidak kuat menahan derita asmara ini, akhirnya aku putuskan untuk mengungkapkan perasaanku padanya.

Bel tanda pulang sekolahpun berbunyi, aku langsung berlari menuju kelasnya yang ada diseberang kelasku.

Aku langsung menghampiri Ria yang sedang berjalan bersama teman-temannya. Tampa basa-basi akupun langsung memegang tangannya. "Ria...... kamu mau gk jadi pacar aku" tanyaku. Dia sempat kaget dengan ulahku kepadanya, dia mencoba melepaskan cengkrammanku dari tangannya. "Maksudnya apa pegang-pegang Ria didepan orang banyak gini?" ucapnya, sambil terus berusa melepaskan cengkramanku. "Aku cuma tanya, Ria mau gak jadi pacar aku". Diapun langsung menjawab sambil berteriak ke arahku "Kamu gak punya cermin y dirumah? ngaca dong. Muka sama nasibmu itu gak jauh beda, dasar orang susah. Udah sana cari perempuan yang sama susahnya dengan kamu". Mendengar ucapannya yang sepeti itu ingain rasanya aku tampar wajah cantiknya, namun aku tidak berani melakukannya karena murid-murid yang lain menatap kearahku, bahkan mengolok-olok diriku. Akupun langsung melepaskan cengkramanku pada tangannya dan langsung melangkah pergi meninggalkannya. Malu, marah, sakit hati, dan emosi semuanya berbaur jadi satu.

Semenjak hari itu aku begitu membencinya. Ingin rasanya aku balas perbuatanya kepadaku, namun bagaimana caranya?. Entah dari mana datangnya, aku mendapat ide untuk memperkosanya. Sempat terpikir olehku bagaimana jika nanti dia hamil, atau bahkan melaporkan ke Polisi? Namun karna sudah gelap mata aku sudah tidak peduli lagi dengan resiko yang akan aku terima nantinya. Akupun terus mematangkan rencana bejadku untuk memperkosa wanita yang pernah aku kagumi dan juga menghinaku ini.

Setelah semuanya matang akupun menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan niat bejadku. Aku tau pasti aktifitas dia disekolah. Dia aktif sebagai anggota UKS(unit kesehatan sekolah), setiap hari senin dia selalu stand by di ruang UKS seorang diri, karena anggota UKS yang lain berjaga-jaga dilapangan sewaktu upaca menaikan bendera.

Ketika upacara baru berjalan sekitar beberapa menit aku berpura-pura lemas dan minta di istirahat diruang UKS. "Robi..... sini" aku memanggil salah satu anggota UKS, diapun datang menghampiriku. "ada apa?" Robi bertanya padaku. "Kepala aku pusing Bi, kayaknnya aku gak kuat kalo upacara. Dari pada nanti aku pingsan disini, aku mau istirahat di ruang UKS aja, Boleh gak?" tanyaku pada Robi. "Ah.... kau neh, badan aja yg besar baru dijemur sebentar aja udah pusing, ya udah sini aku antar" sambil memegang tanganku, kamipun melangkah meninggalkan barisan dan menuju ruang UKS.

Sesampainya disana ternyata semua seperti yang aku harapkan. Cuma ada Ria diruangan UKS. "Ria..... tolong kasih Ajo minyak angin, katanya kepalanya pusing" ucap Robi ke Ria. "Udah y Jo, aku mau tugas lagi, kau istirahat aja nanti Ria yang urus" sambil melangkah pergi meninggalkan kami berdua diruang UKS. Ria langsung menghampiri aku yang masih berdiri didepan pintu, tampa canggung dia langsung meraih tangan kiriku dan ditaruh diatas pundaknya. Aku dibawa masuk kedalam kamar kecil yang cuma berukuran 2x3 meter, lalu dia menyuruhku berbaring diatas ranjang yang ada didalam ruangn itu, akupun menuruti perintahnya. Dia langsung berbalik membelakangi aku, dia melangkah ke arah lemari yang ada disamping pintu.

Tampa pikir panjang akupun langsung membekap dia dari belakang, aku tutup mulutnya menggunakan tanganku yang kasar ini. Dia mencoba melepaskan diri dari bekapanku, namun semakin dia meronta akupun semakin kuat memegangi tubuhnya yang sexy dan mulutnya yang lembut. Aku membuka lemari yang ada didepanku, tangan kananku menekan kuat-kuat mulutnya yang lembut. Aku mencari sesuatu yang bisa aku gunakan untuk menutupi mulutnya, aku melihat ada satu gulungan besar kain perban dan aku pun langsung meraihnya. Aku simpul kain perban tersebut sedemikian rupa dimulutnya, lalu aku lepas tangan kananku. Akupun beralih ke kedua tangannya. Namun dia tidak mau diam, kakinya terus saja menendang-nendang mencoba membuat suara gaduh. Karna takut ketahuan akupun menarik dia menjauhi pintu dan benda-benda yang bisa membuat suara berisik. Aku tarik kedua tangannya kearah punggungnya lalu aku ikat dengan kencang menggunakan sisa perban. Aku dorong tubuhnya yang sexy ke arah ranjang, namun dia malah terjatuh diatas ranjang dengan posisi yang sangat menggairahkan. Dari kepala sampe pinggul ada di atas ranjang, sedangkan kakinya masih menyentuh lantai. Dengan cekatan aku langsung menutup pintu dan menguncinya.

Dengan sigap aku langsung menghampiri Ria yang menatap marah kearahku, keduanya matanya melotot seolah-olah mengancam. Tapi aku tidak perduli, yang ada dalam pikiranku sekarang aku akan ngentod dengan wanita yang sangat aku kagumi. Aku kangkangkan kedua kakinya, lalu aku tarik keatas rok abu-abu yang dikenakanya. Nampak lah sepasang paha mulus yang langsung membuat kontolku ini menegang.

Aku maju satu langkah mendekatinya, lalu aku lepas satu persatu kancing seragamnya. Nampak jelas raut ketakutan diwajahnya ketika aku mulai membuka kancing bajunya, matanya yang bulat dan bersih seperti hendak menangis tapi aku sudah tidak perduli lagi. Setelah kancing bajunya terlepas semua aku sibakkan bajunya kearah kiri dan kanan, nampaklah BH berwarna putih dengan motif bunga-bunga dibagian ujung atasnya.

Aku buka pengait BHnya lalu aku tarik BH itu ke atas mendekati lehernya. Sekarang aku bisa melihat dengan jelas sepasang dada montok dan puting-puting susunya yang mungil berwarna coklat ke hitam-hitaman. Lalu aku mendekatkan mulutku ketelinga Ria dan berbisik "aku sakit hati gara-gara kau hina aku didepan orang-orang, dan sekarang kau juga harus merasakan apa yang aku rasakan" dia langsung menggeleng-gelengkan kepala seolah-olah dia tidak mau aku sentuh.

Dari dalam ruang UKS aku dapat mendengar dengan jelas suara protokoler yang sedang membacakan urutan-urutan upacara. Memang upacara baru akan dimulai, namun yang aku takutkan jika ada siswa lain yang akan masuk UKS.

Akupun langsung mencumbui puting susunya yang mungil, Ria meronta-ronta dan terus menggerakan tubuhnya namun aku tidak peduli. Aku teruskan permainanku tampa menghiraukan gerakannya. Aku kecup...... aku hisap..... kedua buah dada Ria yang montok itu. Namun yang semakin membuat aku begitu bernafsu, ketika aku jilat puting susunya tubuhnya langsung meregang keatas. Mungkin dia juga menikmati permainanku. Mulutku terus menghisap dadanya, tangan kiriku meremas-remas dadanya sedangkan tangan kananku mengelus elus pahanya yang mulus. Perlahan tapi pasti tangan kananku mulai mendekati memeknya. Aku selipkan tanganku didalam CDnya lalu aku usap perlahan lahan memeknya..... terus dan terus..... sampai aku merasa jari-jariku seperti ada yang basah, aku masukkan jari tengahku ke memeknya....... "arrggr......" aku dengar suaranya yang tertahan oleh kain perban yang aku ikat dimulutnya.

Setelah puah mencumbui dadanya, aku langsung menarik CD yang masih dikenakannya secara kasar, aku jongkok didepan memeknya yang berwarna pink..... lalu aku jilat....... "Hmm......"Aku baru tau ternyata rasa cairan yang keluar dari memek itu enak dan baunya wangi. Aku terus menjilati memeknya yang mungil dan rapat....... tangan kananku aku arahkan ke memeknya, lalu aku masukkan jari tengahku kedalam memek Ria yang semakin becek.

Setelah puas bermain dengan memeknya aku langsung berdiri dan membuka celana dan CD ku. Kontolku yang dari tadi sudah tegang siap di tancapkan kedalam memeknya.

Aku buka lebar-lebar pahanya.....nampak jelas memek yang berwarna ping itu sudah hampir menga'nga. Aku usap-usapkan kontolku ke memeknya....... dan "bleep......" aku langsung menghujamkamkan kontolku ke memeknya tampa ampun. Bersamaan dengan masuknya kontolku ke Memeknya diapun mengeluarkan air mata, seperti tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Aku terus memompa penisku didalam memeknya....... "aahhh............" terasa hangat sekali didalam sana...... aku semakin keranjingan...... semakin cepat goyanganku semakin nikmat rasanya...... dan Ria juga sepertinya menikmatinya. Aku merasa ada sesuatu yang mau keluar dari kontolku, semakin aku tahan semakin enak..... dan akhirnya. ..... "Crott.... crott.... crott....." dan bersamaan dengan itu tubuh Ria pun mengejang. Tiba-tiba tubuhku serasa lemas.

Aku langsung memakai CD dan celanaku. Sebelum aku melepas ikatan Ria aku berkata padanya "Terserah kau cerita sama siapa aja, aku tidak takut jika kau lapor polisi toh yang malu kau ini, ngerti gak?". Dia menganggukkan kepala, lalu aku lepas ikatan yang ada dimulut dan tangannya.

Lalu dia berdiri dan langsung memelukku dan berbisik "kau sudah mengambil keperawananku.........." Aku sempat kaget juga, setelah aku perhatikan ranjang dan lantai ternyata ada bercak darah. "Wah..... gila, aku sudah merawanin anak orang...." "Pokoknya kamu harus bertanggung jawab jika aku hamil......" katanya. Aku semakin salah tingkah, Lalu aku bilang "nanti kita bicarakan, sekarang kita rapiin dlu ruangan ini" dan sepertinya dia mengerti. Dia langsung membuka sprai yang terkena darah keperawanannya dia gunakan untuk mengelap darah yang ada dilantai.

Tidak lama kemudian kamipun sudah rapi menggunakan seragam. Sambil menunggu Upacara Bendera selesai kami berdua membahas kejadian yang baru saja terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar