Minggu, 08 April 2012

Hubungan Seks Saat Hamil, Amankah?



Hubungan
seks merupakan topik penting selama kehamilan. Banyak wanita yang tidak
yakin apakah hubungan seks saat hamil tidak membahayakan bayinya,
posisi apa yang cocok, dan masalah-masalah lainnya.

Perubahan dorongan seksual


Umumnya dorongan berhubungan seks berfluktuasi selama masa kehamilan. Dorongan seksual biasanya menurun pada trimester pertama. Hal ini karena kebanyakan gejala kehamilan seperti nyeri payudara, kebutuhan buang air kecil yang meningkat, morning sickness
dan lainnya terjadi pada trimester pertama sehingga Anda merasa lelah
atau kurang sehat untuk berhubungan seks. Selama trimester kedua,
dorongan seksual biasanya meningkat, seiring
menghilangnya gejala kehamilan dan meningkatnya energi Anda. Sepanjang
trimester ketiga dorongan seksual Anda dapat kembali menurun dengan semakin membesarnya perut dan semakin fokusnya perhatian Anda untuk persiapan melahirkan.

Rasa
cinta di antara suami-istri biasanya meningkat selama kehamilan. Selain
hubungan seksual, belaian, sentuhan dan pijatan dapat memenuhi
kebutuhan cinta pasangan. Banyak wanita hamil yang secara  keseluruhan
justru meningkat libido seksualnya selama kehamilan. Hormon-hormon kehamilan memang dapat merangsang seksualitas. Ini adalah hal yang normal, karena masing-masing wanita memiliki perasaan yang berbeda.

Penting untuk disadari bahwa pasangan Anda pun mengalami perubahan serupa. Banyak pria yang semakin bergairah
melihat perut buncit istrinya yang terlihat “seksi”. Meningkatnya
kelembaban dan menebalnya area “v” karena peningkatan aliran darah ke
area panggul juga dapat meningkatkan sensasi. Namun, di sisi lain banyak
pria yang khawatir hubungan seks akan menyakiti buah hatinya di dalam
rahim.

Apakah berbahaya?

Dalam kehamilan normal, hubungan seks tidak membahayakan bayi.
Cairan ketuban dan otot-otot kuat di sekitar rahim melindungi bayi dari
guncangan. Bayi juga terlindung dari penetrasi penis karena adanya
lapisan lendir tebal yang melindungi leher rahim dan membantu mencegah
infeksi. Bayi Anda mungkin sedikit terpengaruh oleh orgasme, namun itu
karena debar jantung Anda, bukan karena merasa sakit atau terganggu.
Kontraksi yang dialami wanita saat orgasme sangat berbeda dengan kontraksi saat melahirkan.

Hubungan seks tidak memicu keguguran.
Berbagai studi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara melakukan
hubungan seks selama kehamilan dan kelahiran prematur. Bahkan, satu
studi menemukan bahwa wanita hamil yang berhubungan seks teratur
selama kehamilan lebih kecil risikonya melahirkan prematur. Namun
demikian, beberapa dokter menyarankan agar calon ibu menghentikan hubungan seks pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Ada zat kimia tertentu dalam air mani yang diyakini dapat merangsang kontraksi.

Kapan berbahaya?


Bila Anda mengalami beberapa gejala seperti perdarahan, sakit perut atau kram setelah berhubungan seks, berkonsultasilah dengan dokter Anda. Anda juga perlu bertanya kepada dokter mengenai keamanan berhubungan seks bila:


  • Anda memiliki rahim lemah

  • Anda menunjukkan risiko akan melahirkan prematur

  • Anda diduga memiliki bayi kembar

  • Ari-ari bayi Anda berposisi rendah sehingga menutupi jalan lahir (plasenta previa)

  • Ada kebocoran air ketuban

  • Pasangan
    Anda memiliki herpes genital. Jika Anda terjangkit herpes genital untuk
    pertama kalinya saat hamil, ada risiko akan memengaruhi perkembangan
    bayi Anda.


Posisi yang nyaman

Tidak
semua posisi berhubungan seks nyaman selama kehamilan. Dengan perut Anda
yang membesar, menemukan posisi yang nyaman membutuhkan manuver yang
lebih cerdik. Sebagai contoh, posisi misionaris mungkin tidak lagi
nyaman. Posisi di mana wanita berada di atas atau berbaring bersisian
lebih memungkinkan. Berbicaralah dengan pasangan Anda untuk menemukan posisi memadu cinta yang nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar