Cerita
Dewasa - Anak Tiri Jadi Pemuas Birahiku - Aku ingin berbagi pengalaman,
ketika aku memperoleh seorang anak tiri yang bernama Alex. Awalnya
tidak pernah terlintas sedikitpun untuk menjadikan Alex pemuas birahiku
yang begitu besar, tapi mau diapakan lagi, Alex benar benar membuatku
mencapai titik nikmat yang belumku peroleh selama ini.
Berikut ini Cerita Dewasa tentang Anak Tiri Jadi Pemuas Birahiku selengkapnya:
Jadi begini pada akhirnya dia pun mengakui kalau sudah punya anak
isteri, namun apalah artinya aku yang lemah dan bodoh ini jika harus
bersikeras untuk menuntutnya. Kendatipun aku tahu akan sangat menyakiti
isteri sahnya, jika ia mengetahui.
Suamiku adalah seorang perwira yang mempunyai kedudukan penting di
sebuah propinsi (tidak kusebut tempatnya). Usianya sudah mencapai 55
tahun dan aku sendiri baru mencapai 27 tahun. Fasilitas yang diberikan
dan ketakutanku lah yang membuatku sangat tak berdaya untuk menentang
keberadaanku. Aku dibelikan sebuah villa yang sangat mewah yang terletak
tidak begitu jauh dari kota tempat suamiku bertugas.
Semua fasilitas yang diberikan kepadaku sangatlah mewah bagiku, aku
mendapatkan sebuah mobil pribadi, telepon genggam dan perangkat
entertainment di rumah. Namun ini semua ternyata masih kurang, aku ingin
punya momongan, aku ingin dicintai dan disayangi. Kenyataannya aku hanya tempat persinggahan saja.
Belakangan kudengar bahwa suamiku juga punya WIL lain selain aku,
malahan kadang ia juga jajan kalau sedang keluar kota, kabar ini
kudapatkan dari isteri ajudannya sambil wanti-wanti agar aku tutup
mulut. Aku sendiri memang sudah kenal dekat dengan keluarga ajudan
suamiku, namun demikian sampai saat ini rahasia ini masih tersimpan
cukup rapi. Bagaimanapun juga aku kesal dan sedih dengan kondisi seperti
ini, sehingga timbul niatku untuk berperilaku serupa.
Pada suatu hari suamiku bertindak ceroboh dengan menitipkan anak
bungsunya kepadaku, beliau memperkenalkanku sebagai ipar ajudannya. Anak
itu memanggilku Mbak maklum dia masih SMP dan usinya pun masih 14
tahun. Wajahnya, perilakunya persis bapaknya, nilai kesopanannya agak
kurang bila dibanding dengan anak-anak di kampungku. Maklumlah ia adalah
anak pejabat tinggi.
Jam 21.00 bapaknya telepon, meminta Alex (sebut saja nama anak itu
begitu) untuk tidur di rumah karena bapak ada urusan. Aku jadi curiga
pasti dia ada kencan dengan orang lain. Alex pun belum tidur, ia lagi
asyik nonton televisi di ruang keluarga. Akhirnya timbul niat burukku
untuk memperdaya Alex, namun bagaimana caranya? aku dihadapkan pada jalan buntu.
Akhirnya spontan kumasukkan VCD-VCD porno ke dalam player untuk saya
hidangkan kepada Alex. Aku hidupkan oven selama 3 menit yang kebetulan
isinya adalah daging yang sudah masak sejak siang tadi. Langsung saja
kurayu dia untuk menyantapnya sehingga kami pun menyantap daging
panggang dan sambal kecap bersama-sama.
Sambil basa-basi kutanyakan sekolahnya, tampaknya kemampuannya di
sekolah biasa-biasa saja, terbukti dengan kekurang antusiasannnya bicara tentang sekolah. Ia lebih suka bicara tentang video game dan balap motor.
Kupegang tengkuknya dan kupijit sambil kukatakan, “Kamu pasti capek,
sini Mbak pijitin…” Dia pun diam saja, maklum dia adalah anak yang
manja. Kuraih remote control dan kutekan play untuk CD yang pertama, film-filmnya adalah jenis vivid dengan tema seks yang cukup halus. Tampaknya Alex sangat menyukainya, ah pucuk di cinta ulam pun tiba. Sambil kupijit sekujur tubuhnya, kuamati roman mukanya.
Kukatakan tidak usah malu, karena itu hanya film
saja (tidak sungguhan). Muka Alex tegang, setiap ada adegan orang
berpelukan (cuma berpelukan) aku suruh dia telentang untuk pijatan
bagian depan. Sambil telentang Alex tetap memperhatikan film yang tampaknya mulai disukainya itu.
Kini acara di film
mulai ke adegan yang cukup panas, seorang wanita melepas pakaiannya
sehingga tinggal pakai celana dan BH dalam saja. Alex semakin tegang dan
agak kupercepat tanganku mengarah ke pangkal pahanya. Pura-pura kupijit
pahanya dengan menyentuh kemaluannya, dia terkejut ketika kemaluannya
yang tegang kesentuh tanganku. Pucat pasi mukanya, namun kunetralisir
dengan mengatakan “Tenang Alex, semua orang sama, adalah hal yang sangat
wajar bila seseorang terangsang. Karena semua orang mempunyai nafsu.”
“Malu Mbak”, jawab Alex. Kalau orang banyak malu, tapi Alex kan
sendirian cuma sama Mbak.
Mbak nggak malu kok. Dengan berkata demikian kubuka bajuku sehingga aku
hanya pakai BH saja. Akupun heran juga kagum, anak seumur dia juga bisa
tegang dan tampak tidak berdaya, jauh dari sikap sehari-hari yang agak
arogan. Namun aku mulai menyukainya tanpa memikir yang jauh ke depan
mengingat bapaknya sendiri juga berbuat serupa terhadap saya. Film
terus berputar, tubuh Alex terasa hangat malah aku khawatir kalau dia
sakit, dia tampak pucat entah takut apa bagaimana, aku tidak tahu.
Alex hanya melirik buah dadaku tanpa berani menatap langsung, dia tetap memperhatikan film dengan seksama.
Saat kupegang lagi kemaluannya dia hanya diam saja, tak kusia-siakan
kesempatan ini kuremas kemaluan yang berukuran agak kecil itu. Akupun
sudah tidak memperhatikan film lagi, kubuka celana Alex dan kuperhatikan kemaluannya.
Tampak bersih dan mulai ditumbuhi bulu-bulu halus, aku semakin bernafsu
melihatnya. Langsung kuterkam dengan mulutku dan kumulai menjilatnya,
Alex hanya terdiam sambil kadang pinggulnya bergerak menikmatinya.
Kuhisap kemaluannya dan dia pun teriak Uh.. Mbak.. kubiarkan anak kecil
itu menggelinjang, kubimbing tangannya ke payudaraku. Ah, dia malah
meremas kuat sekali. Kumaklumi dia sangat lugu dalam hal ini, aku tidak
menyesal malah menyukainya.
Aku hisap terus, dia pun semakin bergerak tidak karuan sambil
teriak-teriak ah, uh, ah, uh. Kemudian dia teriak keras sambil tubuhnya
gemetar disusul oleh cairan hangat dari kemaluannya. Aku telan cairan
asin dan pekat ini tanpa rasa jijik sedikit pun, dan dia pun diam lemas
terkulai. Kupeluk dia, dan kubisikkan kata-kata, “Enakkan”, sambil aku
tersenyum, dia balas pelukanku dan hanya bicara
“Mbak..” Aku bimbing dia ke kamar mandi dan kumandikan dengan air
hangat, burung kecilku masih tidur dan aku yakin nanti akan bangun lagi.
Kemudian kami pun tidur bersama di depan televisi di atas karpet, dia
tampak kelelahan dan tidur pulas. Aku pun puas meski tidak sampai
coitus. Menjelang subuh aku bangun, dan kulihat dengan seksama
tubuh Alex yang sedang tidur telanjang. Nafsuku bangkit lagi dan kucoba
membangunkan burung kecil itu, ternyata berhasil dan kuulangi lagi
perbuatan tadi malam dengan pertambahan Alex meningkatkan variasi
permainan. Tampaknya Alex mulai mengikuti naruninya sebagai makhluk
bernafsu, ia mungkin meniru adegan film tadi malam.
BH-ku dibuka dan dijilati, aku pun merasakan kenikmatan dari anak bau
kencur, kubayangkan anak dan bapaknya mengerjaiku seperti sekarang, ah
tak mungkin. Aku tuntun tangan Alex ke kemaluanku yang sejak tadi malam
belum tersentuh sama sekali. Kubimbing tangannya menggesek-gesek
kemaluannya dan ia pun memahami keinginanku. Gerakan-gerakan Alex dan
servicenya kepadaku masih sangat kaku, mungkin perlu beberapa kali aku
melatihnya.
Tiba-tiba ia menarik paksa celana dalamku dan BH-ku pun dilucuti.
Kubiarkan dia berkreasi sendiri, tampak wajahnya masih tegang tapi
tidak setegang tadi malam dan ia pun mulai tidak sopan kepadaku, ah
biarlah. Aku didorong hingga telentang, dan ia pun langsung menindihku.
Dicobanya memasukkan burung kecil itu ke dalam kemaluanku, namun
berkali-kali ia tidak berhasil. Ia pun semakin penasaran, ah suami
kecilku ini mesti banyak belajar dariku.
Kubimbing kemaluannya memasuki kemaluanku dan ia pun
menggesek-gesekkannya. Terasa nafsuku merasuk ke sekujur tubuhku, kini
penantianku tadi malam hampir tercapai dan ah nikmat sekali, suami
kecilku bisa memuaskanku kali ini.
Dengan cepat aku bangun dan kuhampiri burung kecil yang masih menantang
itu, kuhisap dalam-dalam, dia pun mengerang kenikmatan dan terus menerus
kuhisap hingga badannya bergetar dan lagi-lagi air liur burung kecil
yang hangat itu menjadi bagian dari dagingku. Hari sudah terang, dan
segera kami mandi air hangat bersama-sama.
Aku merasa puas dan Alex hanya diam saja, entah apa yang dipikirkan.
Menyesalkah? aku tidak tanya. Kenyataannya kisah ini masih berlangsung,
sekarang Alex sudah SMA dan masih tetap dalam bimbinganku.
Pagi harinya bapaknya Alex (yang juga suamiku) datang dan dengan tanpa
menaruh curiga sedikitpun. Ini adalah pengalaman pertamaku dengan burung
muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar